Mengapa renaissance dan revolusi industri munculnya di eropa, padahal kita tahu Cina berabad-abad lamanya teknologinya jauh lebih maju ketimbang Eropa... Mengapa hal ini dapat terjadi ? Silahkan baca artikel sebab musababnya dalam
sejarah dari Euclid ini Salam,
Alexander
sigmetris.com
--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Posting terbaru di www.jusufsutanto. com : Tulisan di Managers' Scope edisi Maret 2009." Perlunya Arsitektur Pengembangan Global "
>
> --- Pada Sel, 31/3/09, goenardjoadi@ ... goenardjoadi@ ... menulis:
>
>
> Dari: goenardjoadi@ ... goenardjoadi@ ...
> Topik: Re: [psikologi_transfor matif] Re: Perumpamaan Melayu bagi Guru yang Salah Kaprah
> Kepada: "psi trans" psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> Tanggal: Selasa, 31 Maret, 2009, 1:31 PM
>
>
>
>
>
>
> Pak Jusuf lagi merenung sebentar keluar...
>
> Bodhisatwa ketika semedi di biara Shaolin mengatakan Tak ada kucing tikuspun menari
>
> Salam
> Goen
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
> From: gotholoco
> Date: Tue, 31 Mar 2009 14:24:59 +0800 (SGT)
> To: <psikologi_transform atif@yahoogroups .com>
> Subject: Re: [psikologi_transfor matif] Re: Perumpamaan Melayu bagi Guru yang Salah Kaprah
>
>
>
>
>
>
>
> Wah, Bude Tih, naga-ngaganya jadi neh Pak Ju hengkang dari milis ini !.
> (gara-gara Bude Tih sih.. xixixxi)
>
> " jangan ngasih nasehat, solusi, jalan keluar ke orang yang ga minta",
> "jangan menilai hidup orang lain, karena kamu tidak tahu bagaimana perjuangan dia menjalani hidupnya"...
>
> Haleluya Tuhan pun Mahacuex !
>
>
>
>
> --- Pada Sen, 30/3/09, personalgrowth <personalgrowth@ gmail.com> menulis:
>
>
> Dari: personalgrowth <personalgrowth@ gmail.com>
>
>
>
>
> Howl,
> kalau nggak mengangkat diri sebagai guru,
> tapi memang karena berkenalan, bergaul, bertemen, lalu merasa jadi TEMEN BELAJAR BARENG, gimana?
>
>
> bapak saya pernah bilang, " jangan ngasih nasehat, solusi, jalan keluar ke orang yang ga minta", "jangan menilai hidup orang lain, karena kamu tidak tahu bagaimana perjuangan dia menjalani hidupnya"...
> "bertemen aja yang banyak, dan tidak usah belagu".
>
>
> salam,
> jengbud
>
>
>
>
>
> 2009/3/31 <goenardjoadi@ gmail.com>
>
>
>
>
>
>
> Sebuah solusi gak usah menunggu lama untuk dibuktikan.
>
> Dengan tanya jawab dg kolega kita sudah bisa mengetahui apakah solusi ini benar atau masih kurang sempurna
>
> Ibarat sama-sama ke Bandung kalau dia gak bisa jelasin bgm caranya ya gak akan sampai kesana
>
> Saya dulu menciptakan sebuah circuit board alat elektronik Prof Andi Hakim cuma tanya mengapa orang berhitung dg basis decimal? Bukan binary?
>
> Tks
> Goen
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
> From: Howl
> Date: Mon, 30 Mar 2009 20:00:25 -0400
> To: <psikologi_transform atif@yahoogroups .com>
> Subject: Re: [psikologi_transfor matif] Re: Perumpamaan Melayu bagi Guru yang Salah Kaprah
>
>
>
>
>
>
> 2009/3/30 was_swas was_swas@yahoo. com>:
> > "Menggarami air laut" juga bisa ;)
> >
>
> Banyak orang mengangkat dirinya sendiri menjadi guru bagi orang lain.
> Acapkali orang melakukannya atas niat yang baik.
> Kita melihat bahwa Indonesia, atau malah seluruh dunia, berada dalam
> masalah besar. Dan kita merasa bahwa kita mempunyai solusinya (yang
> kebetulan tidak dimiliki orang lain).
>
> Pertanyaannya: Benarkah kita memiliki solusinya?
>
> Bagaimana kalau orang menerima solusi kita, mempelajarinya baik-baik,
> memahaminya sungguh-sungguh, menerapkannya ... dan kemudian terbukti
> bahwa solusi itu ternyata bukanlah solusi? Problemnya tetap tidak
> terpecahkan!
>
> Di kampus tempat saya bekerja ada sebuah perpustakaan dengan koleksi
> buku sekitar 3 juta judul, termasuk di dalamnya koleksi yang cukup
> lengkap dari khasanah filsafat/kebijaksan aan timur tempo dulu. Jika
> saya ingin belajar tentang konfusius atau tao, saya akan pergi ke
> perpustakaan, dan tidak akan belajar dari website atau maillist. Kalau
> saya membuka website atau maillist, maka saya mencari sesuatu yang
> tidak ada di perpustakaan, yaitu diskusi dan dialog langsung dengan
> orang-orang tentang apa yang ada di dalam pikiran mereka.
>
> Kalau orang yang saya ajak diskusi malah menghujani saya dengan
> kutipan-kutipan yang dengan mudah saya bisa temukan di perpustakaan,
> apa gunanya?
>
> Nah, seseorang menjadi guru bukan karena kemampuannya mengutip apa-apa
> yang dengan mudah kita temukan di perpustakaan. Seseorang menjadi guru
> karena ia mempunyai harta-karun yang tidak tersedia di perpustakaan
> manapun.
>
> Mengapa saya duduk di kelas, dan mendengarkan bapak dosen kuliah?
> Mengapa saya tidak duduk di perpustakaan dan belajar sendiri saja?
>
> Kembali ke indonesia dan masalahnya.
>
> Banyak sekali orang yang menulis dan mengajukan solusinya. Ada yang
> mengangkat dirinya menjadi guru yang akan mengajar bangsa indonesia,
> ada juga yang memproklamirkan bahwa solusinya adalah satu-satunya
> solusi yang paling benar. Tetapi kita baru akan mengetahui mana yang
> benar SESUDAH kita mengujinya melalui penerapan solusi itu di dalam
> prakteknya.
>
> Bagaimana kalau seluruh bangsa indonesia menerapkan sebuah solusi
> tertentu, dan menemukan bertahun-tahun kemudian bahwa solusi itu
> ternyata tidak berhasil?
> Seorang saintis bisa saja melakukan eksperimen trial-error di
> laboratoriumnya. Namun melakukan eksperimen trial-error kepada sebuah
> masyarakat harus dibayar sangat mahal sekali. Kita tidak ingin
> mengorbankan sebuah masyarakat untuk eksperimen, bukan?
>
> Seorang mahasiswa menulis di dalam buku hariannya: "Untuk berhasil,
> saya harus berani mengambil resiko keliru. Saya tidak berkeberatan
> melakukan kekeliruan, asalkan kekeliruan itu adalah kekeliruan milik
> saya sendiri". Maksudnya: Si Mahasiswa bisa saja menyontek solusi
> orang lain, yang kemudian terbukti keliru. Dalam hal ini,
> kekeliruannya bukanlah kekeliruan milik dia sendiri. Atau bisa saja ia
> memikirkan sendiri solusinya, dan ... keliru juga. Bedanya,
> kekeliruannya adalah kekeliruan miliknya sendiri.
>
> Saya sama sekali tidak menganjurkan bangsa Indonesia untuk
> berbangga-bangga dengan kekeliruan yang merupakan miliknya sendiri.
> Tetapi itu masih jauh lebih baik daripada menyontek solusi yang
> ditawarkan orang lain, yang lantas terbukti keliru juga .....:)
>
> Bagaimana kalau jauh terpendam di dalam khasanah budaya bangsa
> Indonesia sendiri ternyata tersedia solusi atas masalah-masalah bangsa
> Indonesia?
>
> Solusi benar dipelupuk mata tidak nampak, solusi keliru dari seberang
> lautan justru kelihatan ....
>
> salam
> Howl
>
>
>
>
>
> Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik.
> Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang!
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ pingbox/
>
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home