Biarpun analogi kurang pas, tetap saja kedua kubu merasa diri paling benar. Dalam kasus dua klaim yang sama-sama merasa diri benar ada beberapa skenario: 1. Kedua pihak sebenarnya salah 2. Salah satu pihak sebenarnya benar 3. Kedua pihak sama-sama benar Dari ketiga skenario itu, jumlah pengikut kubu sama sekali tidak berpengaruh. Itu inti dari argumen saya thd Ronces.
Benar, tidak selalu jumlah menunjukkan kualitas. Dalam hal ini amat tergantung dari kualitas pemilih "skenario" itu. Tetapi kalau kualitas pemilih no 2(teis/ ateis dan teis yang benar he he)itu telah diuji, di antaranya oleh logika "pisau bedah" Dawkins(meminjam istilah Gunawan Mohamad), berbagai argumen sejak ribuan tahun lalu hingga kini, ketidak pertentangannya antara kebenaran ayat dengan temuan ilmiah yang mendekati sempurna kebenarannya(karena lama tak ada tesis baru yang menumbangkannya), maka bukankah jumlah juga mungkin menunjukkan citra kebenaran???!!! Kalau di antara yang banyak itu ada secuil yang aneh(misal Fundamentalism, radikalism dll) bukankah ada juga dalam yang tak banyak(ateis)?! Itulah kesalahan persepsi ateis terhadap teis terkait perilaku dengan cara menggeneralisir dengan cara tak senonoh.
Ketika Copernicus dan Galileo bilang bahwa bumi mengelilingi matahari, mayoritas orang tidak langsung meng-amini-nya.
Setiap kebenaran memerlukan proses untuk dipahami dengan jumlah penganut. Apa kaga logis ini?! Itulah fungsi manusia pintar(khusus) bagi sesama yang faktual tak semua pintar, yakni ilmuan untuk mendiskripsikan temuan itu kemudian di antara yang sedikit pintar berlaku sebagai "juru bicara" temuan itu :). Sementara ulama memberi pencerahan dalam atmosfir kebenaran dari sabda Tuhan.
Bahkan keduanya harus menghadapi hukuman dari gereja. Ya seperti itulah Teis sekarang, ngotot mempertahankan ke-Teisan-nya, ....(= Galileo mempertahankan kebenaran temuan itu, kan maksudnya?!) Sampai tanda koma di atas benar. Kebenaran I dipertahankan dalam scope sains yang terbatas memahami citra alam yang terbatas. Teis harus mendakwahkan sesuatu yang tak terjangkau(baik yang material maupun yang immaterial).
walaupun sudah diperingatkan oleh ateis. Yang ini error II !! Bagaimana ateis yang dalam mengutarakan kebenaran pahamnya saja ngalor ngidul memperingatkan orang teis yang mayoritas pinter..... ha ha Sekelas Dawkinspun selalu muncul error di ujung kesimpulannya kalau sudah mulai menyentuh yang immaterial. So, bergunakah ateis?? Tuhanku dalam al Quran menyampaikan: "Tak ada sesuatupun diciptakan dengan sia-sia". Tak terkecuali manusia dengan mind set semacam ateis, ya mungkin?! Kalau dugaan ini benar, maka benar juga apa kata Gunawan Mohamad yang diposting ulang Abdi Juni beberapa waktu lalu: Teis perlu dikritisi orang semacam Dawkins untuk mereview tafsirnya. Lha, kalau untuk pengikut2 Dawkins tak begitu pintar gimana? Ya, anggap aja celetukan orang di pasar. Soal Tuhan yang tak mungkin terdeteksi, itu interpretasi kitab suci ala sekarang. Di zaman dulu, Tuhan mungkin menampakkan diri dihadapan manusia, seperti kasus Musa, Muhammad, dan Yesus (tiga dari banyak contoh). Karena tuntutan zaman, Tuhan sekarang menjadi semakin invisible dan susah dihubungi.
Error I sejak era purba hingga era digital sekarang. Ok, next dalam state Error I ini. Mudah2an tetap seru dan tidak asal njeplak.
eska. -Senopati
--- Pada Rab, 26/11/08, Senopati <senopatip@yahoo.com> menulis:
Dari: Senopati <senopatip@yahoo.com> Topik: Re: [] Tuhan versi Kristen tidak mungkin ada. Kepada: ateis@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 26 November, 2008, 6:00 AM
Biarpun analogi kurang pas, tetap saja kedua kubu merasa diri paling benar. Dalam kasus dua klaim yang sama-sama merasa diri benar ada beberapa skenario: 1. Kedua pihak sebenarnya salah 2. Salah satu pihak sebenarnya benar 3. Kedua pihak sama-sama benar Dari ketiga skenario itu, jumlah pengikut kubu sama sekali tidak berpengaruh. Itu inti dari argumen saya thd Ronces. Ketika Copernicus dan Galileo bilang bahwa bumi mengelilingi matahari, mayoritas orang tidak langsung meng-amini-nya. Bahkan keduanya harus menghadapi hukuman dari gereja. Ya seperti itulah Teis sekarang, ngotot mempertahankan ke-Teisan-nya, walaupun sudah diperingatkan oleh ateis. Soal Tuhan yang tak mungkin terdeteksi, itu interpretasi kitab suci ala sekarang. Di zaman dulu, Tuhan mungkin menampakkan diri dihadapan manusia, seperti kasus Musa, Muhammad, dan Yesus (tiga dari banyak contoh). Karena tuntutan zaman, Tuhan sekarang menjadi semakin invisible dan susah dihubungi. -Senopati --- In ateis@yahoogroups. com, Sukamto Sukamto <sukamto1003@ ...> wrote: > > > Terlepas dari sisi mata pedang mana yang benar, ada logika yang ketabrak di bawah > menurut hemat saya. > > > --- Pada Sel, 25/11/08, Senopati <senopatip@. ..> menulis: > Dari: Senopati <senopatip@. .. Ronces, > > > > Banyaknya orang yang percaya akan sesuatu bukan merupakan bukti bahwa > > sesuatu itu benar ada. Jumlah orang Protestan lebih banyak dari orang > > Katolik, apakah itu membuat aliran Protestan lebih benar dari Katolik? > > Analog yang kurang pas, karena standard kebenaran dua kubu yang tak sama. Note: bukan kebenaran ada tidaknya sesuatu. > > > > > Dulu jumlah manusia yang percaya bahwa matahari mengelilingi bumi jauh > > lebih banyak dari manusia yang percaya bahwa bumi mengelilingi > > matahari. Tapi sekarang kita tahu bahwa yang benar adalah yang sedikit > > itu. > > Sedikit yang mana? > Saat banyak orang percaya bahwa matahari mengelilingi bumi, bukankah belum ada yang protes sampai dengan pasca Copernicus(heliocen tris) kemudian berbondong-bondong kita bilang amin karena rasio kita memang bisa diajak kemana saja?! > > Begitu juga dengan kepercayaan atas Tuhan. Sekarang Teis lebih > > banyak dari ateis, tetapi itu tidak otomatis menjadikan teis lebih > > benar dari ateis. > > Sama dengan analog Protestan - Khatolik. > Lagian analog Ada-dan Tiada menggunakan Benar-Kurang Benar. > Ada sedikit pendapat tentang keberadaan Tuhan yang secara klasik(sejak era ateis baheula) selalu ada yang menuntut bukti nyata dan terindra kehadirannya: Tuhan yang dinyatakan sebagai sesuatu yang tak terbatas mustahil diketahui esensiNya oleh sesuatu(manusia dengan logikanya) yang terbatas. Sumber: Ayat suci dan dibenarkan rasio. > Untuk materi yang ada dalam alam semesta sebatas yang bisa dijangkau oleh alat pengindera saja yang konon baru 10 % yang dikenali, adalah bukti kemustahilan mengenal esensi itu. > Bagaimana menurut anda, bung Seno? > > eska. > > > > "Truth is a three edged sword: Yours, Mine, and the Truth" > > > > "The truth points to itself" > > > > -Senopati > > > > Topik: Re: [] Tuhan versi Kristen tidak mungkin ada. > Kepada: ateis@yahoogroups. com > Tanggal: Selasa, 25 November, 2008, 8:18 PM > > > > > > > > > > > > Bung Ronces, > > > > Banyaknya orang yang percaya akan sesuatu bukan merupakan bukti bahwa > > sesuatu itu benar ada. Jumlah orang Protestan lebih banyak dari orang > > Katolik, apakah itu membuat aliran Protestan lebih benar dari Katolik? > > > > Dulu jumlah manusia yang percaya bahwa matahari mengelilingi bumi jauh > > lebih banyak dari manusia yang percaya bahwa bumi mengelilingi > > matahari. Tapi sekarang kita tahu bahwa yang benar adalah yang sedikit > > itu. Begitu juga dengan kepercayaan atas Tuhan. Sekarang Teis lebih > > banyak dari ateis, tetapi itu tidak otomatis menjadikan teis lebih > > benar dari ateis. > > > > "Truth is a three edged sword: Yours, Mine, and the Truth" > > > > "The truth points to itself" > > > > -Senopati > > > > --- In ateis@yahoogroups. com, "Ronces" <rogult@> wrote: > > > > > > > > > Bung Abdi dan rekan-rekan diskusi lainnya di milis ini, > > > > > > Menyamakan kisah tentang Tuhan dengan kisah tentang Nyi Roro Kidul > > > apalagi cerita Malin Kundang asal Minang Kabau, merupakan statement yang > > > terburu-buru dan cenderung asal-bunyi alias tidak ilmiah. Saya > > > perhatikan dari awal rekan-rekan ateis di milis ini semuanya sepakat dgn > > > pernyataan itu dan sering mengulangi menulis hal yang sama di sini bahwa > > > kisah tentang Tuhan itu sejajar dan dapat disandingkan dgn cerita Nyi > > > Roro Kidul atau sejenis (apakah krn sekedar ikut2an, apakah anda sudah > > > mengumpulkan fakta2nya sehingga cerita tsb memang dapat disejajarkan? ). > > > > > > Apakah jutaan bahkan milyaran penduduk dunia mau shalat 5x sehari ke > > > Masjid atau pergi beribadah ke Gereja, ke Katedral, ke Kelenteng, ke > > > Candi, dll demi cerita Malin Kundang yang berasal dari Miang Kabau? > > > apakah orang-orang di Amerika sana kenal dgn kisah Malin Kundang atau > > > Nyi Roro Kidul? tapi di Amerika sana mayoritas penduduknya kenal dgn > > > kisah tentang Tuhan dan agama, tidakkah hanya orang Padang dan Jawa > > > saja yg benar2 concern dgn cerita itu, jangan2 malah orang Sumatera gak > > > begitu ngerti ttg cerita Nyi Roro Kidul. Yang mau saya katakan di sini > > > adalah kisah tentang Tuhan begitu merasuk dan mempengaruihi kehidupan > > > milyaran manusia di seluruh dunia selama ber-abad-abad lamanya (jelas > > > tak bisa disamakan dgn cerita Malin Kundang yang awalnya hanya dikenal > > > oleh uda Padang penjual rendang, dan tak mempengaruhi kehidupan milyaran > > > orang di dunia ini). > > > > > > Banyak orang yang rela berkorban demi konsep ttg Tuhan, dan bahkan rela > > > mati demi Tuhan, adakah orang yg rela mati demi cerita Malin Kundang > > > atau Nyi Roro Kidul? tidakkah hal itu patut anda pertimbangkan? > > > mengapa kisah tentang Tuhan seolah-olah sanggup menghipnotis jutaan > > > penduduk manusia di bumi ini sepanjang masa? tidakkah fenomena itu > > > perlu diperhitungkan? (saya tidak mengatakan agar anda perlu percaya > > > ttg Tuhan, namun tidakkah pantas utk memperhitungkan power dan pengaruh > > > dari konsep keTuhanan dalam tatanan budaya masyarakat manusia di bumi > > > ini? sehingga kita berminat utk meneliti lebih jauh?) > > > > > > Saya sarankan anda baca bukunya Karen Amstrong berjudul "A History of > > > God" untuk menambah wawasan dan kasanah berpikir anda ttg sejarah > > > asal-usul dan perkembangan konsep tentang Tuhan selama peradaban manusia > > > ada di dunia ini. > > > > > > (A History of God is a best-selling book by Karen Armstrong. It details > > > the history of the three great monotheistic traditions: Judaism, > > > Christianity and Islam. The evolution of the idea of God is traced from > > > its ancient roots in the Middle East up to the present day. The book has > > > been praised for its "astounding research" and deft storytelling) . > > > > > > =Ronces= > > > > > > > > > --- In ateis@yahoogroups. com, "Abdi Juni" <abdi.juni@> wrote: > > > > > > > > Bung Ronces, > > > > Apakah Bukti bahwa Tuhan versi kristen itu ada? ada yaitu Alkitab dan > > > satu2nya bukti yang bisa disodorkan oleh umat kristen. Bukti keberadaan > > > alam semesta beserta isinya yang disodorkan tidak menjadi bukti bahwa > > > itu adalah ciptaan Tuhan versi kristen atau membuktikan bahwa itu > > > tercipta. sehingga bukan tidak ada bukti tetapi kurang bukti. Hal yang > > > sama juga dialami oleh mahluk Yeti (big Foot), UFO, Gatot kaca, malin > > > kundang, nyi roro kidul, sun go kong, zeus,dsb. Semakin sedikit bukti > > > pendukung maka seharusnya kita harus semakin ragu. > > > > > > > > Mengenai Bukti, Tentulah Bukti fisik adalah bukti yang paling bisa > > > diterima, dari nenek2 ampe anak kecil tentu dapat menerima. Bukti yang > > > bisa di"indra" (baik dengan atau tanpa alat) oleh semua orang tanpa > > > kecuali itulah bukti yang palih sahih. > > > > > > > > Misalnya UFO, apakah UFO tidak dapat dibuktikan secara fisik, maka > > > bisa dianggap tidak ada. > > > > > > > > kemudian jika demikian apakah kakek buyut saya yang tidak pernah > > > dilihat bisa dianggap tidak ada? tentu pembuktian sejarah berbeda dengan > > > pembuktian sesuatu benda/mahluk yang masih exist sampai saat ini. Tentu > > > kita tidak bisa melihatnya lagi bukan? tentu kita juga tidak bisa > > > melihat Leonardo DaVinci bukan karena dia sudah mati. maka kita hanya > > > bisa melihat dari catatan sejarah atau bukti2 karyanya. > > > > > > > > > > > > Abdi.juni > > > > > > > > > > > > > > > > From: Ronces > > > > Sent: Saturday, November 22, 2008 9:42 PM > > > > To: ateis@yahoogroups. com > > > > Subject: Re: [] Tuhan versi Kristen tidak mungkin ada. > > > > > > > > > > > > Kekurangan bukti? atau tidak ada bukti sama sekali? tolong dipertegas! > > > lagipula bukti seperti apa yang anda inginkan? apakah harus dengan cara > > > Tuhan menampakkan diriNya secara langsung ke hadapan "batang hidung " > > > anda di depan mata-kepala anda barulah anda bisa yakin bahwa Dia ada? > > > bagaimana jika ternyata Tuhan tidak mau nunjukkin diriNya di hadapan > > > anda? > > > > > > > > Bung Abdi wrote: > > > > > Begitu juga dengan Tuhan/pencipta bumi beserta isinya, kekurangan > > > bukti > > > > > penunjang keberadaan tuhanlah yang membuat "kita" TIDAK BISA > > > PERCAYA. > > > > > > > > Btw. apakah anda pernah melihat langsung tampang Leonardo DaVinci sang > > > pelukis legendaris?, ataukah arwah Leonardo DaVinci pernah menampakkan > > > dirinya dihadapan anda? jika tidak lalu bagaimana anda dapat percaya > > > bahwa DaVinci memang pernah ada? hanya mengandalkan buku-buku sejarah > > > kuno? atau hanya dgn melihat peninggalan lukisan hasil karyanya?... ... > > > jika demikian, apa bedanya anda dengan para penganut agama atau teis > > > yang percaya eksistensi pencipta dengan mengandalkan buku sejarah > > > spiritual kuno (kitabsuci) dan peninggalan hasilkarya sang pencipta > > > yaitu alam semesta dan mahluk hidup termasuk diri anda sendiri. > > > > > > > > > > > > Tolong anda jelaskan pembuktian seperti apa yg anda tuntut yang > > > berbeda dengan pembuktian eksistensi tokoh-tokoh manusia yg hanya dapat > > > diketahui dari buku-buku sejarah (seperti Leonardo DaVinci!, dan tokoh > > > lain yg eksis di zaman kuno). > > > > > > > > > > > > > > > > --- In ateis@yahoogroups. com, "Abdi Juni" abdi.juni@ wrote: > > > > > > > > > > Bung Ronces, anda salah bila mengatakan "kami" benci terhadap > > > pemeluk > > > > > agama, benci seorang theist, antipati terhadap hal2 supranatural. > > > > > > > > > > Sebagai bahan renungan, apakah kita karena benci terhadap pink > > > unicorn > > > > > atau benci kepada unicorners atau antipati terhadap mahluk2 gaib? > > > tentu > > > > > tidak bukan? Unicorn keberadaannya tidak bisa dipercaya karena lack > > > of > > > > > evidence, "SANGAT" kurang bukti mendukung keberadaannya. > > > > > > > > > > Begitu juga dengan Tuhan/pencipta bumi beserta isinya, kekurangan > > > bukti > > > > > penunjang keberadaan tuhanlah yang membuat "kita" TIDAK BISA > > > PERCAYA. > > > > > > > > > > Abdi.Juni > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > On Wed, 19 Nov 2008 20:04:32 +0700, Ronces rogult@ wrote: > > > > > > > > > > > > > > > > > Dari awal saya sudah posting di milis ini bahwa sejarah peradaban > > > > > > manusia telah memberi petunjuk bagi kita bahwa dari sejak dahulu > > > kala > > > > > > sebelum ada agama apapun di dunia ini dan sebelum ada kitabsuci > > > apapun, > > > > > > manusia telah berupaya mencari sang khalik pencipta alam semesta > > > ini > > > > > > yang belakangan disebut dgn istilah Tuhan (silahkan searching ilmu > > > > > > pengetahuan arkeologi, antropologi & sejarah purbakala utk > > > > > > mengetahuinya) . Tapi members ateis di milis ini selalu ngotot > > > menjadikan > > > > > > indikator chaosnya agama & begitu banyaknya versi kitabsuci sbg > > > > > > indikator utama untuk mengklaim bhw Tuhan pasti tidak ada, sebab > > > kalau > > > > > > Tuhan ada maka mengapa agama & kitabsuci menjadi begitu banyak, > > > dan > > > > > > agama-agama saling bertikai dan kacau, dst...dst... . > > > > > > > > > > > > Hanya karena orang ateis "alergi" dengan istilah Tuhan (mungkin > > > krn > > > > > > dasarnya sudah benci terhadap agama-agama yg bobrok dan chaos di > > > dunia > > > > > > ini) maka justifikasi absolute dari ateis menjadikan kebencian > > > terhadap > > > > > > agama itu sebagai indikator utama utk mengklaim bhw Tuhan pasti > > > tidak > > > > > > ada (padahal itu sama sekali tidak otomatis relevan dgn duduk > > > persoalan > > > > > > yg sebenarnya sehubungan dgn eksistensi Tuhan). > > > > > > > > > > > > Andaikata pun seluruh kitabsuci di dunia ini dibakar, dan seluruh > > > agama > > > > > > di dunia ini dilarang dan dimusnahkan, Tuhan pasti akan tetap > > > dicari > > > > > > oleh nurani orang-orang yg merasakan adanya "power" dari sang > > > khalik > > > > > > pencipta/penyebab eksistensi alam semesta dan mahluk hidup di bumi > > > ini. > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In ateis@yahoogroups. com, Howl scimindd@ wrote: > > > > > >> > > > > > >> Abdi Juni wrote: > > > > > >> > Tingkat Kebenaran dari Alkitab > > > > > >> > > > > > > >> > Ketika diminta untuk membuktikan keberadaan Tuhan, seorang > > > Kristen > > > > > > akan > > > > > >> > membuka Alkitab dan berkata,?Injil mengatakan Tuhan ada, maka > > > Tuhan > > > > > > pasti > > > > > >> > ada.? > > > > > >> > > > > > > >> > > > > > >> Itu tidak betul. Saya orang kristen, tetapi saya tidak pernah > > > > > > menganggap > > > > > >> Alkitab sebagai alat pembuktian. > > > > > >> > > > > > >> Saya sudah percaya Tuhan, sebelum membuka alkitab. Sebaliknya, > > > saya > > > > > >> yakin bahwa orang yang tidak percaya Tuhan tidak akan otomatis > > > percaya > > > > > >> setelah membuka alkitab. > > > > > >> > > > > > >> Apakah itu yang dimaksud dengan "pembuktian" ? > > > > > >> > > > > > >> Dapatkah anda membuktikan kebenaran empiris dengan menggunakan > > > > > > prosedur > > > > > >> teoritis? Sebaliknya, dapatkah anda membuktikan suatu rumus > > > matematika > > > > > >> (umpamanya) dengan menggunakan prosedur percobaan fisika? > > > > > >> > > > > > >> Setiap jenis kebenaran menuntut cara tersendiri yang khas untuk > > > > > >> pembuktiannya. Entah Tuhan ada atau tidak, saya yakin bahwa > > > hingga > > > > > > saat > > > > > >> ini manusia belum menemukan metode pembuktian yang tepat untuk > > > menguji > > > > > >> keberadaan Tuhan. > > > > > >> > > > > > >> Kalau begitu, dari mana datangnya kepercayaan saya terhadap > > > Tuhan? > > > > > > Yang > > > > > >> jelas, bukan dari prosedur pembuktian. Dengan demikian artikel > > > semacam > > > > > >> ini yang mempersoalkan eksistensi (atau non-eksistensi) Tuhan > > > > > >> berdasarkan proses pembuktian, menjadi tidak relevan bagi saya. > > > > > >> > > > > > >> salam > > > > > >> h > > > > > >> > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > > > > Using Opera's revolutionary e-mail client: > > > http://www.opera. com/mail/ > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _ > Dapatkan alamat Email baru Anda! > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ > |
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home