Howl

Diposting secara otomatis dari milis psikologi transformatif.

Sunday, March 15, 2009

Bls: Bls: Bls: [psikologi_transformatif] Re: Do you agree with Incest? (Merekonstruksi Pemahaman Manusia Pertama)



mengenai manusia gua seperti dikemukakan Pak Pras dan Pabrik T, saya mengkajinya masih dalam taraf sederhana, dan berlandaskan teori pemikiran Plato sendiri

Plato mengaitkannya dengan realitas ide
dalam pembicaraan menarik antara Plato dan Diogenes dari Sinope, diceritakan dalam Laertius, Diogenes, bahwa pada waktu mendengar bahwa Plato membahas ide2 dan berbicara tentang 'kemejaan' dan 'kepialaan' (ide meja dan ide piala), berkatalah Diogenes, "menurut hematku, Plato, aku melihat dengan jelas sebuah meja dan sebuah piala. namun, suatu 'kemejaan' dan 'kepialaan' tidak kulihat dan tidak akan pernah kulihat sama sekali."
Plato memberi jawaban, "tentu saja demikian. sebab, engkau memang mempunyai mata untuk melihat piala dan meja. akan tetapi, sayangnya, engkau tidak mempunyai akal budi untuk melihat adanya kemejaan dan kepialaan."

jadi manusia dalam gua, adalah manusia dengan persepsi, dimana dunia didekati sebagai suatu realitas yang objektif, yakni lepas dari kesadaran subjek
lapangan persepsi bersama isinya dapat berubah, karena subjek senantiasa mempersepsi bagian2 dunia lainnya
tetapi bukan berarti bahwa realitas sendiri berubah

dan dengan cara bagaimana meraih kesadaran tersebut ? dengan pengalaman

apa itu pengalaman ? pengalaman ialah pengetahuan karena kontak kesadaran dengan sesuatu yang real secara langsung

persepsi yang berlangsung melalui pancaindera dapat benar, dapat tidak benar
sering terjadi bahwa indera tertentu harus menyesuaikan diri dengan keadaan untuk mendapat suatu persepsi yang tepat
sehingga orang membutuhkan pengertian

menurut Plato, pengertian hanya dapat diterangkan bila diterima adanya suatu dunia ide2, yang darinya dunia real merupakan pencerminan
pengetahuan merupakan suatu anamnesis (ingatan) akan ide2 yang ditinjau lebih dulu

pengalaman tentang realitas sudah dimulai sedari bayi, namun kesadaran bayi belum dibuka segala kemungkinannya
dengan tambahan pengalaman, pengertian akan realitas makin bertumbuh di segala bidang hidup, bukan hanya di bidang intelektual, melainkan juga di bidang praktis dan emosional

Plato mengajukan dialektika sebagai penunjukan dinamika seluruh hidup
dalam jiwa manusia terdapat suatu kekuatan, yakni eros, yang mendorong manusia untuk berkembang dengan mengikuti jalan tertentu, yakni jalan dialektis, yang dikembangkan Hegel lebih jauh dengan menerapkan dialektika kepada perkembangan seluruh realitas
kegiatan berpikir tersebut dapat didefinisikan sebagai kemampuan manusia untuk mencari arti bagi realitas yang muncul di hadapan kesadarannya dalam pengalaman dan pengertian

Sokrates melontarkan semboyan : kenalilah dirimu (gnooti seauton)
berhubungan dengan ini, Augustinus bertanya : mengapa ? sebab pengenalan ini toh sudah ada dari semula
dijawab : memang saya sudah mengenal diri saya, tetapi secara kurang sadar. pengetahuan harus sadar, supaya orang dapat hidup menurut wujudnya.
maka menurut Augustinus, orang harus memikirkan diri nya secara aktual, supaya berpikirnya tentang dirinya itu tepat, sebagai syarat untuk hidup secara tepat juga

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "pabrik_t" <pabrik_t@...> wrote:
>
> "kenapa agen bisa sadar akan habitusnya?"
> "satu orang itu bisa keluar dari Gua?"
> (prastowo)
>
> ini menarik untuk dipertanyakan lebih lanjut.
>
> satu orang bisa keluar dari Gua, atau setiap orang merasa keluar dari Gua?
>
> agen menyadari habitusnya atau setiap orang gagal melihat doxanya?
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, prastowo prastowo <sesawi04@> wrote:
> >
> > Terima kasih.
> > Wah, kok Anda tahu saya telah membaca Summa Theologiae ;-( , baca2 mungkin ya, tapi paham? jauh panggang dari api.
> > Buku setebal 4000 halaman lebih yang dahsyat, dan kalau di komunitas kami disebut "sang buku", hehe
> >
> > Saya sepakat dengan Anda. Dan jika kita renungkan Gua Plato, ada satu hal menarik, yakni mengapa dan bagaimana satu orang itu bisa keluar dari Gua? Bukankah ini sumber pertengkaran dlm ilmu-ilmu, perihal siapa yang keluar dari gua itu, lalu merasa berhak mengajari yang ada di dalam?
> >
> > Saya coba merenungkan, dalam teori sosial, sebut saja Teori Strukturasi, kenapa agen bisa sadar akan habitusnya? Juga dalam teori Habitus berlaku demikian. Akan selalu menarik bicara tentang "yang tercerahkan" ini.
> > Maka bagi saya berlaku: pandang saja Yang Baik, biarkan Dia menyapa dan menyingkapkan diri pada kita.
> >
> > salam,
> >
> > pras
> >
> >
> >
> >
> > ________________________________
> > Dari: nneonlight <nneonlight@>
> > Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > Terkirim: Kamis, 12 Maret, 2009 20:33:21
> > Topik: Bls: Bls: [psikologi_transformatif] Re: Do you agree with Incest? (Merekonstruksi Pemahaman Manusia Pertama)
> >
> >
> >
> > Saya sangat menyimak apa yang ditulis Pak Pras :)
> >
> > Saya memahami, apa yang ditulis Bapak ada juga benarnya.
> > Seperti ditunjukkan Kant, moral itu bebas berdiri sendiri, sekaligus juga tidak ada sama sekali. Jika seseorang menahan diri dari tindakan membunuh hanya karena takut pada hukuman Tuhan, berarti perilakunya didikte bukan oleh nilai moral melainkan oleh kewaspadaan, ketakutan terhadap polisi agama, egoisme. Dan jika seseorang melakukan kebaikan karena alasan keselamatan, bisa dikatakan dia sebenarnya tidak melakukan kebaikan (karena perilakunya didikte oleh kepentingan ketimbang kewajiban atau cinta kasih)
> >
> > Demikianlah, perbuatan yang baik tidak menjadi baik karena Tuhan memerintahkan saya untuk melakukannya (yang dalam kasus kitab suci maka akan baik bagi Ibrahim untuk menggorok leher anaknya), seolah2 bersikeras menyamakan atau mempertukarkan moral dengan agama
> >
> > Sehingga ada yang mengatakan, daripada agama menjadi fondasi moral, moral lah sekarang yang menjadi fondasi agama
> >
> > Dunia, kata Plato, adalah seperti sebuah gua besar yang di dalamnya kita menghabiskan waktu mengejar bayang2
> > Pascal bahkan menyatakannya demikian, karena dunia adalah sebuah mimpi, hanya sedikit yang kurang sering berubah
> >
> > Seperti itulah logika agama, yang meskipun di satu sisi sangat mulia dan agung, namun bisa mengarah pada fanatisme
> >
> > Namun juga, bila kita mempertanyakan hal tersebut, balik lagi kepada pemahaman bercorak konseptual dan spekulatif, bahwa Tuhan mengada karena hakikat Nya, Pengada yang tidak dapat tidak harus ber eksistensi
> >
> > Karena Pak Pras sudah membaca Summa Theologiae, tentu mengetahui dan mengaitkan tulisan bapak dengan lima bukti Aquinas
> >
> > Jadi saya pun paling2 cuman bisa memperingati diri sendiri, tidak ada gunanya menjadi fanatik, itu saja - selebihnya individual
> >
> > salam
> >
> >
> > --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, prastowo prastowo <sesawi04@ .> wrote:
> > >
> > > Karena saya bukan teolog dan tak fasih bicara tentang itu, saya tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Tapi jika melihat model naratif penulisan Perjanjian Lama, sudah sedemikian menjadi pandangan umum bahwa PL juga mengambil dari kisah2 yang ada di sekeliling Kanaan, dan memberi isi yang baru. Teks Genesis itu jelas tak hendak bicara soal bagaimana dunia ini diciptakan, melainkan ia mengafirmasi prinsip bahwa semesta ini diciptakan Tuhan. Maka bagi saya menyoal Darwin vs Genesis itu tidak relevan. Karena keduanya berbicara pada level yang berbeda.
> > >
> > > Yang harus kita perhatikan mungkin kosmologi. Jelas Genesis menganut kosmologi tertentu, di zaman tertentu. Maka teropong modern pun jika hendak menelisik ke masa lalu hemat saya tak bisa tidak harus meminjam - hermeneutika.
> > >
> > > Akhirnya, jika kita lihat cuaca dialog iman-ilmu, banyak kesepahaman terjadi, sebaliknya, titik tengkarnya malah lebih pada kaum theist, yang selalu meributkan mana yang lebih berhak menyandang sebutan "yang paling benar" dan nama tuhannya paling sahih dan hebat.
> > >
> > > salam,
> > >
> > > pras
> > >
> > >  
> > >
> > >
> > >
> > > ____________ _________ _________ __
> > > Dari: nneonlight <nneonlight@ ...>
> > > Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> > > Terkirim: Kamis, 12 Maret, 2009 18:39:34
> > > Topik: Bls: [psikologi_transfor matif] Re: Do you agree with Incest? (Merekonstruksi Pemahaman Manusia Pertama)
> > >
> > >
> > >
> > > Pak Prastowo,
> > >
> > > kalau mau berbicara teori Darwin, maka bila dikaitkan dengan kitab suci, hanya berkaitan kepada Perjanjian Lama, yaitu perihal asal muasal penciptaan alam semesta
> > >
> > > ada beberapa ahli yang mengemukakan penafsiran bahwa istilah hari yang dipergunakan semua bersifat simbolis belaka sehingga saya sempat bertanya2 apakah itu simbol dari proses evolusi dari makhluk jenis rendah mencapai yang lebih kompleks
> > >
> > > dan karena yang kita bicarakan adalah perjanjian lama yang notabene tradisi israel, dan israel itu disebut bangsa pilihan, saya juga bertanya2 apakah yang dimaksud anak Allah dalam perjanjian lama adalah mereka, dan dengan perjanjian baru, meliputi lebih luas
> > >
> > > just curious hehehe....
> > >
> > > salam
> > >
> > > --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, prastowo prastowo <sesawi04@ .> wrote:
> > > >
> > > > Bocah tua nakal:
> > > > "Kesimpulannya, dalam Alkitab maupun Al Quran ada indikasi yang mendukung kemungkinan bahwa teori Darwin adalah sesuatu yang benar. :-)
> > > > ============ =======
> > > >
> > > > Pras:
> > > > Pertanyaan saya, apakah Kitab-kitab Suci dan Teori Darwin SUNGGUH berbeda? Jika ya, di mananya?
> > > > Ilmuwan yang jujur akan setia pada batas-batas metodologi ilmiah, titik tolaknya adalah gejala empirik. Darwin sendiri saya kira berbeda dengan apa yang disebut "teori Darwin" itu, dari yang awalnya hipotetis menjadi ontologis.
> > > > Ranah agama (wahyu) dan sains tentu saja berbeda, tapi keduanya saling mengandaikan.
> > > > Teilhard de Chardin dlm 'The Phenomenon of Man" saya kira cukup berhasil menjelaskan, sekaligus membuka jalan bagi dialog iman-sains yang lebih baik, bahwa sebagaimana kesalahan Karl Marx, pengikut Darwin pun keliru (misalnya Richard Dawkins) dlm hal, evolusi hanya bergerak secara material-horisontal , dari yang sederhana (kecil) menuju yang besar (kompleks). Ada yang diabaikan, prinsip apakah yang memandu evolusi ini berjalan sedemikian rupa hingga seperti sekarang? Lalu mengapa evolusi terjadi daripada tidak terjadi?
> > > > Semua asumsi atau pengandaian ini tidak empirik, tapi justru kita mencari sebuah "ada" yang sedemikian mendasar. Terserah mau dinamai Tuhan atau apa pun, yang jelas prinsip ini tak terelakkan.
> > > >
> > > > salam
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > ____________ _________ _________ __
> > > > Dari: bocahtua nakal <chiupektong@ ...>
> > > > Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> > > > Terkirim: Kamis, 12 Maret, 2009 10:57:19
> > > > Topik: Re: [psikologi_transfor matif] Re: Do you agree with Incest? (Merekonstruksi Pemahaman Manusia Pertama)
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Kik kik kik
> > > >  
> > > > Keyakinan bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama - di lain pihak -
> > > > adalah kepercayaan. Bukan bagian dari proses ilmiah.
> > > >
> > > > Lepas dari benar atau kelirunya, teori evolusi adalah teori yang
> > > > dibangun melalui proses ilmiah.
> > > >
> > > > Owe setuju banget nih.
> > > >
> > > >
> > > > Sebuah teori ilmiah bisa dibuktikan keliru (seperti yang sering
> > > > terjadi) dengan proses ilmiah juga.
> > > >
> > > > Apalagi yang ini. Makanya owe kurang setuju kalau ada pihak-pihak (entah dari latar belakang manapun) yang berusaha membuktikan keberadaan Tuhan secara ilmiah.
> > > >
> > > > Pertama, kalau Tuhan bisa dibuktikan ada secara ilmiah, maka terbuka kemungkinan bahwa Tuhan bisa dibuktikan tidak ada ;-)
> > > >
> > > > Kedua, buat owe, Tuhan terlalu agung untuk dijangkau oleh akal manusia, sepintar apapun manusianya. Membuktikan keberadaan Tuhan secara ilmiah secara tidak langsung "mereduksi" keagungan Tuhan. Sungguh gegabah membuktikan keberadaan Tuhan dengan mendasarkannya pada riset beberapa puluh orang saja. Seluruh manusia dijadikan sampel penelitian pun, Tuhan tetap tidak dapat dijangkau seutuhnya oleh akal manusia.
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Belum pernah terjadi ada teori ilmiah yang dibuktikan keliru dengan
> > > > menggunakan argumen teologis ... he he he ......
> > > >
> > > > Kik kik kik
> > > >
> > > > Owe pernah baca, bahwa kalangan teolog mengatakan bahwa metode mereka juga ilmiah, makanya ilmunya disebut "teologi". Konon begitu katanya.
> > > >
> > > > Ada juga yang senang mencocok-cocokan hasil-hasil riset ilmiah untuk membenar iman mereka. ;-)
> > > >
> > > > Bagaimana sekarang kalau dibalik, ayat-ayat kita pakai untuk mendukung teori Darwin yang ilmiah itu.
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (Kejadian 3:4-5)
> > > >
> > > > Kalau menurut owe, ular ngomong pakai bahasa binatang, masa pakai bahasa manusia. Hawa bisa mengerti mungkin karena saat itu ia berwujud binatang (kera menurut Darwin)
> > > >
> > > >
> > > > Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS Al-Baqarah: 65)
> > > >
> > > > Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS Al-A''raf: 166)
> > > >
> > > > Boleh jadi, dari kera-kera kutukan itulah yang menjadi cikal-bakal kera yang dimaksud Darwin. ;-)
> > > >
> > > > Kesimpulannya, dalam Alkitab maupun Al Quran ada indikasi yang mendukung kemungkinan bahwa teori Darwin adalah sesuatu yang benar. :-)
> > > >
> > > > Kik kik kik
> > > >
> > > > * Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan.
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > On Fri, Mar 13, 2009 at 12:22 AM, Howl <scimindd@gmail. com> wrote:
> > > >
> > > > 2009/3/12 tuhantu_hantuhan <tuhantu_hantuhan@ yahoo.com>:
> > > >
> > > > > This is quiet tricky my friend:).... Memang saya mengajukan pertanyaa n ini
> > > > > kepada sohab-sohib yg memahami bahwa Adam-Hawa adalah manusia pertama...
> > > >
> > > > Saya ngerti. Sebab saya juga sering mengajukan pertanyaan yang sama.
> > > >
> > > > Jika Adam-Hawa adalah manusia pertama, maka manusia berkembang biak
> > > > dengan berhubungan seks antar saudara kandung?
> > > >
> > > > Howl
> > > >
> > > > ps.
> > > >
> > > > Buat jaga-jaga, jika seandainya thread ini menjadi debat evolusi:
> > > >
> > > > Saya menggunakan istilah "percaya pada teori evolusi" hanya sebagai
> > > > gurauan saja.
> > > > Sebab, teori evolusi bukan kepercayaan, melainkan bagian dari proses ilmiah.
> > > >
> > > > Keyakinan bahwa Adam dan Hawa adalah manusia pertama - di lain pihak -
> > > > adalah kepercayaan. Bukan bagian dari proses ilmiah.
> > > >
> > > > Lepas dari benar atau kelirunya, teori evolusi adalah teori yang
> > > > dibangun melalui proses ilmiah.
> > > >
> > > > Sebuah teori ilmiah bisa dibuktikan keliru (seperti yang sering
> > > > terjadi) dengan proses ilmiah juga.
> > > >
> > > > Belum pernah terjadi ada teori ilmiah yang dibuktikan keliru dengan
> > > > menggunakan argumen teologis ... he he he ......
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/
> > > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
> > > http://id.answers. yahoo.com
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Passionate about cars?

Check out the Auto Enthusiast Zone.

Get in Shape

on Yahoo! Groups

Find a buddy

and lose weight.

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

.

__,_._,___

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home