saya kok ndak diselametin???????*ngiri !!!!!!!*
*mentang2 ini taun sapi, sementara saya kuda ya?????? - sirik mode on*
jeng bud
On Fri, Jan 23, 2009 at 9:51 AM, Howl
<scimindd@gmail.com> wrote:
Selamat menyambut tahun sapi 2009 (4706)
howl
"Idleness is not doing nothing. Idleness is being free to do
anything." - Floyd Dell
2009/1/22 andrea alvarito <andrea_rito99@yahoo.com>:
>
> Gong Xi Fa Cai pak Ju,
>
> Kalau anda main ke daerah saya, anda akan melihat, lampion merah yang
> digantung memenuhi berbagai tempat, seperti jalan-jalan, mall-mall,
> fujasera, rumah-rumah penduduk
> taman, dan tempat rekreasi. Indah sekali. Lampion merah yang ada tiap
> setahun sekali yang kemunculannya sama seperti jeruk Mandarin yang rasanya
> asam manis.
>
> Selamat Tahun Baru Imlek.
>
> --- On Fri, 23/1/09, Jusuf Sutanto <
jusuf_sw@yahoo.co.id> wrote:
>
> From: Jusuf Sutanto <
jusuf_sw@yahoo.co.id>
> Subject: Bls: [psikologi_transfor
matif] Palestina & Kemanusiaan - Koran
> Tempo 22 Januari
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Date: Friday, 23 January, 2009, 4:41 AM
>
> Kan sdh dibilang :
> " Kalau berhala, benda mati dari kayu, batu, tembikar, logam hanya minta
> sesajen dari orang yang percaya, Berhala yang ada di dalam pikiran
> kita, meminta korban nyawa dari orang2 yang tidak bersalah dan tahu menahu
> tentang masalahnya, bahkan anak-anak kecil yang tak berdosa "
> Simak bagaimana Deng Xiao Ping tahun 1978 memecahkan berhala "
> Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina " dengan minta diajari bagaimana
> membangun negaranya oleh Lee Kuan Yew dari negara liliput yang penduduknya
> jauh lebih kecil dari Jakarta di www.jusufsutanto. com.
>
> Juga bisa dilihat foto-foto perjalanan perkembangan uji penanaman gandum
> tropis semenjak tahun 2000 di Pasuruan, Salatiga, Karanganyar dan
> sebagainya.
>
> ________________________________
> Dari: smarching <smarching@yahoo. com>
> Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> Terkirim: Kamis, 22 Januari, 2009 18:54:26
> Topik: [psikologi_transfor matif] Palestina & Kemanusiaan - Koran Tempo 22
> Januari
>
> http://www.korantem po.com/korantemp o/koran/2009/ 01/22/Opini/ index.html
>
> *Soe Tjen Marching, staff pengajar di SOAS - University of London, &
> komponis.
>
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
>
> Ketika mendengar perang meledak antara Palestina dan Israel, hati saya
> sepenuhnya bersimpati pada Palestina. Israel benar-benar kebelet
> memamerkan otot, sehingga Palestina digempur habis-habisan. Apa salah
> jutaan manusia itu, sehingga mereka harus mati, atau kehilangan tangan
> dan kaki? Apa salah anak-anak itu, sehingga mereka harus selalu
> ketakutan setiap mendengar dentuman bom? Sebab, bagi saya, masalah
> Palestina bukanlah masalah agama, melainkan masalah kemanusiaan.
>
> Siapa saja yang telah menjadi korban yang sia-sia karena kemarahan dan
> kesemena-menaan Israel layak mendapat simpati dan pembelaan, terlepas
> dari ras dan agama mereka. Tapi begitu banyak anggapan seolah-olah hal
> ini menjadi masalah agama semata. Saya sempat menerima beberapa e-mail
> yang menyatakan bahwa ini adalah pertikaian antara Islam dan Yahudi.
> Komentar yang didengungkan pun terkadang mengandung kesan agama yang
> kuat, seperti "Umat Islam sedunia harus bersatu untuk membela Palestina".
>
> Bahkan beberapa media turut mendukung wacana serupa. Pada 16 Januari
> 2009, di TV One, salah satu contohnya. Mereka mengadakan acara
> penggalangan dana dengan mengundang beberapa artis untuk menghibur dan
> juga menerima telepon dari pemirsa. Namun, kesan Islami acara ini
> cukup kuat. Pembawa acara, Rina Gunawan, mengenakan jilbab, dan
> lagu-lagu yang didendangkan kebanyakan berciri Islami. Hanya satu atau
> dua yang tidak mengumandangkan sedemikian, misalnya lagu cinta yang
> dibawakan Anang dan Krisdayanti. Seorang teman saya, yang kebetulan
> juga beragama Islam, mengatakan bahwa acara ini tidak seperti acara
> kemanusiaan tapi seperti menyambut Ramadan. Dia berkomentar: "Mengapa
> hanya artis muslim yang diundang membantu Palestina? Saya yakin bahwa
> teman-teman non-muslim lainnya juga punya niat untuk membantu.
> Palestina kan seharusnya menjadi isu kemanusiaan bagi semua?" Isu
> kemanusiaan ini, yang seharusnya membuat rakyat Indonesia bersatu, e…
> kok malah membuat jurang pemisah masyarakat berbagai golongan.
>
> Lihat saja. Beberapa demonstran untuk Palestina di Surabaya menuntut
> penutupan sinagoge dan pengusiran orang Yahudi dari kota ini. Padahal,
> para orang Yahudi di Surabaya itu belum tentu mempunyai andil dalam
> perang di Gaza. Tapi persepsi seperti ini rupanya sudah telanjur menyebar.
>
> Karena itu, ketika Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
> Syafiq Mughni berkunjung ke Israel, ia pun dimaki-maki sejumlah orang.
> Padahal niat sesungguhnya dari Syafiq adalah melakukan perjalanan
> spiritual sambil menyaksikan konflik di daerah itu dengan mata kepala
> sendiri, dan mencoba mencari penyelesaian dengan damai. Tidak ada
> sedikit pun niatnya mendukung Israel. Namun, tuduhan bahwa Syafiq
> bersekutu dengan orang Yahudi masih berdengung keras.
>
> Lalu, mengapa kata Yahudi terkadang menjadi begitu haram? Pemerintah
> Israel memang telah begitu semena-mena dengan menghadang Jalur Gaza,
> sehingga orang-orang Palestina tidak mendapat makanan, air, dan
> obat-obatan yang layak. Namun, orang Yahudi tidak sama dengan
> pemerintah Israel; dan Yahudi tidak bisa disamaratakan begitu saja.
>
> Pada Sabtu, 17 Januari 2009, di Trafalgar Square, London, ada sebuah
> bukti betapa pembebasan Palestina ini masalah semua orang dan semua
> golongan yang peduli akan kemanusiaan. Saat itu, saya berada di
> tengah-tengah mereka. Di tempat itu, beragam manusia dari latar
> belakang berbeda berkumpul. Dari hippie yang datang dengan rambut
> gimbal dan baju compang-camping, hingga aktivis, seniman, dan
> politikus. Berbagai warna kulit dapat ditemui--dari yang putih,
> kuning, cokelat, dan hitam.
>
> Di London, beberapa orang Yahudi juga telah bergabung dengan
> organisasi "Free Palestine" (Bebaskan Palestina). Begitu juga beberapa
> organisasi Yahudi tak segan mengecam sikap pemerintah Israel, antara
> lain Jewish Socialist Group (http://www.jewishso cialist.org. uk) dan
> IJAN atau International Jewish Anti Zionist Network
> (http://www.ijsn. net/about_ us/charter/).
>
> Pada demonstrasi itu, saya sempat mengobrol dengan seorang gadis
> Yahudi. Katanya: "Di Israel, banyak orang telah tercuci otaknya oleh
> pemerintah, sehingga mereka tidak lagi mau melihat dari sisi lain."
> Bukankah hal serupa juga telah terjadi di Indonesia dengan tragedi
> Timor Timur yang berlarut-larut lamanya? Sebagian besar rakyat
> Indonesia pun percaya bahwa provinsi itu hak milik Indonesia? Mereka
> tidak lagi mempedulikan banyaknya rakyat Timor Timur yang menjadi
> korban kekerasan.
>
> Di Israel sendiri, beberapa tentara mulai memberontak pada pemerintah
> mereka. Para tentara ini bahkan sudah siap untuk mengorbankan karier
> pribadi dan dijebloskan ke penjara. Seorang tentara, Noam Livne,
> bahkan dengan berani berkata di depan televisi (bisa disaksikan di
> Youtube) bahwa ia sudah mengemas barangnya di tas dengan buku-buku di
> dalam, untuk persiapan masuk bui.
>
> Justru mereka inilah yang membuat saya bertanya: beranikah rakyat
> Indonesia meninjau kembali apa yang ditanamkan oleh pemerintah dan
> pemimpin mereka? Beranikah mereka melihat dari sisi yang lain yang
> mungkin tidak direstui oleh lingkungan mereka? Karena kemanusiaan
> terkadang timbul di mana seseorang berkata "tidak" tanpa takut
> dikucilkan, sebab hati nuraninya mampu memandang dari sudut yang
> berbeda.
>
>
> ________________________________
> Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu?
> Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
>
> ________________________________
> Get your preferred Email name!
> Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
>
>
------------------------------------
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:psikologi_transformatif-digest@yahoogroups.com
mailto:psikologi_transformatif-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
psikologi_transformatif-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/