Howl

Diposting secara otomatis dari milis psikologi transformatif.

Friday, December 19, 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: "trinitas" Howel

M :
Ini yg dibicarakan itu "memahami" apa "mengalami"?

On 12/19/08, ayaz <hellaz1001@yahoo.com> wrote:
> belum, belum howell belum mengena ayo....latihan nJawab yang pas
> dulu deh. Yang saya tanyakan itu sesuai dengan penjelasan sampeyan
> sebelumnya, bahwa ada 'sesuatu' yang tak bisa dijangkau oleh akal
> akal tak sanggup memahami adanya 'sesuatu' itu, begitukan.
>
> Nah!! sedikit saya pandu anda pada saat akal mengatakan
> adanya 'sesuaatu' yang dapat terjangkau oleh akal, lalu selanjutnya
> akal juga mengatakan adanya 'sesuatu' yang tidak bisa dijangkaunya.
> apakah anda menyadari bahwa sesungguhnya akal telah memahami
> pada 'sesuatu' itu??!!
>
> Jika tidak demikian tentunya akal tak akan pernah melaporkan adanya
> sesuatu yang tak berhingga.....?? Anda saksikan bahwa akal telah
> memastikan adanya 'sesuatu' yang terfahami dengan baik bahwa sekali
> lagi ada 'sesuatu' yang tak terhingga....
>
> Pak ketahuilah bahwa akal tak pernah dan tak akan pernah bisa
> dibatasi peran dan perolehannya. Mengapa?? karena konsepsi
> dan 'sesuatu' yang non materi tak akan pernah bisa dibatasi wilayah
> operasionalnya.
>
> Jika anda katakan akal terbatas dan akal pada saat yang sama bisa
> memahami sesuatu yang terbatas anda didalam kaidah logika telah
> memasuki jebakan parodoksial. Anda mengiyakan sekaligus mengnolaknya
> adalah diktum keliru dan falasi didalam literatur falsafi.
>
> Seluruh contoh ilmuan yang anda kemukakan hanya bisa memberikan
> penjelasan yang sangat terbatas mengingat medan obyek yang hendak
> diketahuinya terbatas pada wilayah materi dan realitas materi
> semata. bukan sebuah realitas obyektif.
>
> Sekedar buat menyenangkan anda mengikuti apa yang telah secara salah
> anda contohkan, anda bisa sedikit bertanya pada mereka setidaknya
> anak atau teman sampeyan, seandainya saya tuliskan milyar demi
> milyar angaka diatas milyaran demi milyaran lagi buku tarulah
> misalnya angka satu, anda tulis....dan tulis apakah untuk kesekian
> dari angka terakhir yang anda tuliskan adalah akhir sebenarnya dari
> tumpukan angka..?? anda akan dijawab oleh mereka bahwa menurut hukum
> akal angka itu tak akan pernah bisa dan dapat berakhir.
>
> Sekarang anda saksikan bahwa notasi tak berhinggaan dalam
> matematikapun adalah sesuatu yang dapat dibayangkan oleh akal akan
> tak pernah berakhirnya sesuatu tersebut.
>
> Lalu bagaimana dengan entitas yang tak memiliki segenap demensi
> namun dia maujud..?? disinilah sebenarnya filsafat Islam telah
> melesat jauh meninggalkan saudara2 mereka dimanapun juga dalam hal
> membangun sebuah epistimologi dan sebuah kanal filsafat yang secara
> akomodatif mampu memberikan jawaban yang sangat meyakinkan.
>
> Saya tak mungkin menjelaskan kedudukan Ilmu itu diruang yang
> terbatas ini. harap anda jangan apriori untuk memahami seluruh apa
> yang saya kemukakan nnti, ketahuilah bahwa ilmu ini Netral dan tidak
> melibatkan kroni Agama apapun jangan pernah merasa khwatir dan buruk
> sangka. slow aja deh...tapi kalau nantinya keyakinan agama anda
> menjadi 'pihak tertuduh' itu sejatinya lebih sebagai kenyataan
> ilmiah yang mesti dihadapi sebagai kenyataan pasti bahwa serangkaian
> keyakinan pada sendi agama setikanya kongruen dengan pola2 filosofis
> yang dibangun untuk menjelaskan sebuah bangunan keimanan.
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Howl <scimindd@...>
> wrote:
>>
>> > Quoting ayaz <hellaz1001@...>:
>> >
>> >> Hahaha.....Howel...howel, gak usah muter dulu deh. Loe jawab
> dulu
>> >> pertanyaan awal guwe yang paling sederhana aja dulu:
>> >> >
>> >> > masih inget gak...??
>> >> >
>> >> > """" Yang saya bicarakan adalah sesuatu yang MELEBIHI atau
> LEBIH
>> >> BESAR
>> >> > > dan TIDAK DAPAT dijangkau oleh akal manusia.""""".
>> >> >
>> >> > pertanyaannya....... gampang ae..
>> >> > "benda" apa yang mengatakan 'ada sesuatu yang lebih besar yang
>> >> tidak dapat dijangkau oleh akal?'
>>
>> Benda apa? Ya, manusia dong. Lha, di mana masalahnya?
>>
>> Kan banyak contohnya. Di dalam karya-karya logika-matematika Kurt
>> Godel, umpamanya, dibahas bahwa ada yang di luar jangkauan
> matematika.
>> Di dalam mekanika kuantum, seorang pengamat hanya bisa mengatakan
>> tentang elektron (gelombang atau partikel) SESUDAH pengamatan,
> tetapi
>> tidak bisa mengatakan apa-apa SEBELUM pengamatan. Di dalam
> kosmologi,
>> hukum-hukum fisika tidak dapat menjelaskan SEBELUM big-bang, sebab
>> ketika itu hukum-hukum fisika itu sendiri belum tercipta!
>>
>> Masih banyak contoh teks-buk lain yang bisa saya tampilkan,
> semuanya
>> standard, Intinya: mengatakan bahwa ADA yang di luar jangkauan akal
>> manusia merupakan hal yang biasa-biasa saja. Yang tidak biasa tentu
>> saja adalah MENJELASKAN yang di luar jangkauan akal manusia itu
> tadi.
>> Lha, kalau sudah bisa dijelaskan, kan berarti tidak di luar
> jangkauan,
>> dong.
>>
>> Definisi di luar jangkauan akal manusia:
>> manusia mengatakan bahwa suatu obyek di luar jangkauan akal manusia
>> sebab manusia tahu bahwa obyek itu ADA tetapi TIDAK BISA
> DIJELASKAN.
>>
>> Kalau obyeknya tidak ada, ya ndak usah dibicarakan. Entah di luar
> atau
>> di dalam jangkauan akal manusia, itu tidak lagi penting.
>>
>> Waduh, jadi terjebak diskusi serius, nih. ......:)
>>
>> h
>>
>
>
>

--
Sent from my mobile device

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Dog Group

Connect and share with

dog owners like you

Special K Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

.

__,_._,___

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home