Re: [psikologi_transformatif] TUHAN ITU TIDAK ADA
Howl:
Kata "meremehkan" barangkali memang kurang tepat. Bagaimanapun juga,
saya menanggapi perkataan anda:
"Daerah-daerah yang anda sebutkan (Afrika, Burma, Tibet) cukup besar
kemungkinannya lebih percaya pada "tuhan" (di dalam diri, di alam, di
pohon, dsb), ketimbang pada Tuhan Sang Khalik."
SK:
Apakah itu meremehkan? Itu baru berbicara berbicara tentang kemungkinan.
Kalau anda tidak seuju, tinggal kemukakan saja ketidaksetujuan anda.
Howl:
"Memandang remeh" tidak sama dengan "tidak setuju".
Kalau saya tidak setuju dengan Tuhan yang cuma konsep, itu bukan
meremehkan. Itu namanya .... tidak setuju.
SK:
Sudah dijelaskan di atas.
Howl:
Kembali kepada konteksnya.
1. Sang Tukang Cukur anda mengatakan:
"Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan
TIDAK MAU MENCARI-NYA dengan benar. Tidak mau meminta perlindunganNya
dengan jalan dan cara yang benar pula. Tidak mau pasrah padaNya. Oleh
karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
SK:
Perkataan tersebut bukan perkataan tukang cukur (yang tidak percaya adanya Tuhan Sang Khalik), perkataan tersebut adalah perkataan konsumen (yang dicukur, yang percaya adanya Tuhan Sang Khalik).
2. Saya jawab: di dunia ini banyak orang yang menderita, yang datang
kepada Nya, mencari NYa, dan ... tetap menderita.
3. Anda jawab: Tuhan mempunyai otoritas untuk mengabulkan, menunda,
atau menolak permintaan manusia.
4. No (3) menurut saya kurang sesuai dengan No(1). Pernyataan No(1)
dari si tukang cukur menyatakan bahwa banyak orang yang menderita
karena tidak mau meminta perlindunganNya dengan cara yang benar. No(3)
mengatakan bahwa Tuhan mempunyai otoritas, yang artinya bisa saja
tidak mengabulkan doa, meskipun doa itu sudah dilakukan dengan benar.
Justu no(3) malah sebenarnya konsisten dengan No(2)!
SK:
Uraian pada butir 3 sebetulnya bukan respons terhadap butir 2 seperti yang anda kemukakan (ada orang yang datang mencariNYA) , melainkan dalam konteks "Tuhan yang mengasihi terlebih dahulu" :
Howl:SK:Ketiga, saya percaya bahwa jika Tuhan ada, maka Ia akan mengasihi
terlebih dulu, SEBELUM seseorang percaya kepadaNya, berdoa, beribadat,
dst. Jika Tuhan ada, maka Ia tidak akan menunggu seseorang berdoa dulu
sebelum menyematkannya, tetapi justru akan menyelamatkannya sehingga
orang itu tahu bahwa Tuhan ada.
Ya, memang benar bahwa Tuhan mengasihi terlebih dahulu. Tapi tidak kepada semua orang, hanya kepada orang yang dipilih dan berkenan kepadaNYA. Itu anugerah, otoritas dan kedaulatanNYA.
Walaupun demikian, pertanyaan anda tersebut tetap akan saya tanggapi. Demikian tanggapannya.
Tukang cukur adalah orang yang tidak percaya adanya Tuhan, seperti juga banyak orang lain. Perkataan pada butir 1 adalah perkataan konsumen yang percaya adanya Tuhan Sang Khalik. Dari perspektif konsumen tersebut, "meminta perlindunganNYA dengan cara yang benar" adalah "meminta perlindungan Tuhan Sang Khalik dengan cara yang benar". Salah satu prinsip dalam "meminta perlindungan Tuhan Sang Khalik dengan cara yang benar" adalah menyadari bahwa Tuhan Sang Khalik memiliki otoritas/kedaulatan sepenuhnya untuk menjawab permintaan tersebut. Manusia yang meminta tersebut bersikap ikhlas terhadap apapun jawaban Tuhan Sang Khalik terhadap permintaan yang didoakannya tersebut.
Howl:
Saya tidak mengerti penjelasan anda.
Menurut anda Tuhan tidak mengasihi semua orang, tetapi hanya mengasihi
orang yang dipilih dan berkenan kepadaNya (atas dasar otoritas dan
kedaulatan). Lalu manusia yang manakah yang dipilih dan berkenan
kepadanya? Apakah yang mengikuti persyaratan tertentu (umpamanya
beribadah, beramal,dst)? Jika demikian, artinya Tuhan tidak mengasihi
terlebih dahulu, melainkan mengasihi SESUDAH seseorang memenuhi
persyaratan tertentu, sehingga dipilih dan berkenan kepadaNYA.
SK:
Kriteria pemilihan dan berkenan kepadaNYA saya tidak tahu persis. Yang saya tahu bahwa Tuhan memang terlebih dahulu mengasihi orang-orang yang dipilih dan berkenan kepadaNYA.
Tuhan yang dapat dijelaskan seutuhnya oleh manusia, bukanlah Tuhan Sang Khalik. Pada prinsipnya, mirip dengan pemahaman Dao Ke Dao Fei Chang Dao.
Howl:
Ataukah Tuhan memilih orang yang berkenan kepadanya atas dasar Takdir
belaka? (Suka-suka beliau saja, kan beliau punya otoritas dan daulat
mutlak?). Jadi kalau ada orang yang taat beribadah, tetapi toh
hidupnya tetap menderita, maka itu adalah ekspresi kedaulatanNya.
SK:
Yuppp ! Suka-suka beliau mungkin dapat dikatakan sebagai gambaran yang cukup mewakili.
Howl:
Jadi kalau ada orang yang taat beribadah, tetapi toh
hidupnya tetap menderita, maka itu adalah ekspresi kedaulatanNya.
SK:
Penderitaan bersifat subyektif. Apa yang dinilai sebagai penderitaan oleh seseorang, belum tentu dihayati serupa oleh orang lain. "Untungnya ... " "orang Jawa" belum tentu bisa dihayati sebagai keberuntungan oleh orang lain. Kasus ekstrim, "siksaan" merupakan kenikmatan bagi para masokis.
2008/10/30 Howl <scimindd@gmail.com >
2008/10/30 suka komen <sukakomen@gmail.com >:> Howl:Kata "meremehkan" barangkali memang kurang tepat. Bagaimanapun juga,
>>
>> Apa itu "Tuhan Sang Khalik"? Apakah Tuhan dari agama tertentu?
>
> SK:
> Tuhan Sang Khalik adalah kata lain dari Tuhan yang dianggap sebagai awal
> dari sesuatu, akhir dari segala sesuatu. Bagi yang mempercayainya, Dia
> adalah yang menciptakan segala sesuatu. Pemahaman akan Tuhan Sang Khalik
> berbeda dengan "tuhan" yang dikemukakan oleh orang yang menganggap bahwa
> Tuhan Sang Khalik sebetulnya tidak ada, Tuhan Sang Khalik hanyalah konsep
> ciptaan manusia belaka. Dalam kisah tersebut tukang cukur mengatakan bahwa
> Tuhan Sang Khalik (Tuhan) tidak ada. Pada orang-orang dengan pemahaman
> seperti itu, kadang menggunakan juga kata tuhan, tetapi dengan
> pengertian/pemahaman yang berbeda.
>
> Walaupun Tuhan Sang Khalik sering dikaitkan dengan agama tertentu (Yahudi,
> Kristen, Islam), Tuhan Sang Khalik tidak terbatas pada agama-agama tersebut
> saja. Pada pemeluk Buddha, ada juga yang percaya adanya Tuhan Sang Khalik,
> demikian juga dengan pemeluk agama Kong Huc, dan sebagainya. Setidaknya,
> itulah yang ada di Indonesia. Karenanya, di sila pertama, dikemukakan
> Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu dasar negara.
>
> Howl:
>>
>> Pertama-tama, saya menghormati dan tidak akan meremehkan kepercayaan
>> orang lain, apapun juga.
>
> SK:
> Tidak ada yang diremehkan dalam hal ini.
saya menanggapi perkataan anda:
"Daerah-daerah yang anda sebutkan (Afrika, Burma, Tibet) cukup besar
kemungkinannya lebih percaya pada "tuhan" (di dalam diri, di alam, di
pohon, dsb), ketimbang pada Tuhan Sang Khalik."
Diskusi bermula pada kisahBetul.
> percakapan seseorang yang percaya adanya Tuhan (konsumen yang dicukur) dan
> seseorang yang tidak percaya adanya Tuhan (tukang cukur). Masing-masing
> mengemukakan argumennya berdasarkan kyakinannya tersebut. Kemudian anda
> mengemukakan soal kelaparan, dan saya menanggapinya. Saya mempertanyakan
> dasar tanggapan anda. dan mengemukakan argumen disertai pernyataan bahwa hal
> tersebut mungkin perlu dikaji/diteliti. Pernyataan anda maupun saya masih
> perlu diuji/dibuktikan kebenarannya.
Sudah dijawab di atas.
>
> Agak terlalu perasa/sensitif kalau ada yang merasa diremehkan hanya
> gara-gara itu.
"Memandang remeh" tidak sama dengan "tidak setuju".
> Andaikata ada kriteria obyektif, umbaran komentar tentang
> ketidakbergunaan diskusi tentang ayat, tentang Tuhan yang cuma konsep doang,
> dan hal-hal yang sejenis, kemungkinan besar kadar peremehannya lebih tinggi.
Kalau saya tidak setuju dengan Tuhan yang cuma konsep, itu bukan
meremehkan. Itu namanya .... tidak setuju.Kembali kepada konteksnya.
> Howl:
>>
>> Kedua, saya percaya bahwa jika betul Tuhan itu ada, maka Ia akan tetap
>> mendengar doa umatNya, bahkan jika doa itu ditujukan kepada "Tuhan
>> yang keliru" sekalipun.
>
> SK:
> Tuhan pasti mendengarkan umatNya. Tapi Tuhan punya otoritas untuk menentukan
> apa yang akan dilakukanNYA. Manusia tidak bisa mengatur Tuhan, sekalipun
> dengan doa-doa yang dipanjatkanNYA. Tuhanpunya otoritas untuk mengabulkan,
> menunda atau bahkan menolak permintaan manusia.
1. Sang Tukang Cukur anda mengatakan:2. Saya jawab: di dunia ini banyak orang yang menderita, yang datang
"Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan
TIDAK MAU MENCARI-NYA dengan benar. Tidak mau meminta perlindunganNya
dengan jalan dan cara yang benar pula. Tidak mau pasrah padaNya. Oleh
karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
kepada Nya, mencari NYa, dan ... tetap menderita.
3. Anda jawab: Tuhan mempunyai otoritas untuk mengabulkan, menunda,
atau menolak permintaan manusia.
4. No (3) menurut saya kurang sesuai dengan No(1). Pernyataan No(1)
dari si tukang cukur menyatakan bahwa banyak orang yang menderita
karena tidak mau meminta perlindunganNya dengan cara yang benar. No(3)
mengatakan bahwa Tuhan mempunyai otoritas, yang artinya bisa saja
tidak mengabulkan doa, meskipun doa itu sudah dilakukan dengan benar.
Justu no(3) malah sebenarnya konsisten dengan No(2)!
> Howl:Saya tidak mengerti penjelasan anda.
>>
> Ya, memang benar bahwa Tuhan mengasihi terlebih dahulu. Tapi tidak kepada
> semua orang, hanya kepada orang yang dipilih dan berkenan kepadaNYA. Itu
> anugerah, otoritas dan kedaulatanNYA.
Menurut anda Tuhan tidak mengasihi semua orang, tetapi hanya mengasihi
orang yang dipilih dan berkenan kepadaNya (atas dasar otoritas dan
kedaulatan). Lalu manusia yang manakah yang dipilih dan berkenan
kepadanya? Apakah yang mengikuti persyaratan tertentu (umpamanya
beribadah, beramal,dst)? Jika demikian, artinya Tuhan tidak mengasihi
terlebih dahulu, melainkan mengasihi SESUDAH seseorang memenuhi
persyaratan tertentu, sehingga dipilih dan berkenan kepadaNYA.
Ataukah Tuhan memilih orang yang berkenan kepadanya atas dasar Takdir
belaka? (Suka-suka beliau saja, kan beliau punya otoritas dan daulat
mutlak?). Jadi kalau ada orang yang taat beribadah, tetapi toh
hidupnya tetap menderita, maka itu adalah ekspresi kedaulatanNya.
Mohon dijelaskan.
Trims
h

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home