Howl

Diposting secara otomatis dari milis psikologi transformatif.

Thursday, October 30, 2008

[psikologi_transformatif] Re: TUHAN ITU TIDAK ADA



Saya juga turut berduka cita

Sungguh suatu produk hukum yang lagi2 tidak berkualitas,
bukti kerja dewan yang rada2 mengkhawatirkan

Meremehkan dan menghina jasad sendiri yang dianggap sebagai objek
pornografi

Sehingga lebih tepat bila dikatakan,
semoga bagi mereka -- yang tidak menghargai jasad mereka sendiri --
atas jasad mereka yang tidak dihargai sendiri itu, diterima kembali di
sisi Tuhan YME
Biar tinggal arwah yang tidak berbentuk sehingga tidak khawatir
terkontaminasi pornografi

Sudah saatnya bangsa kita meletakkan otak2 di tempat yang selayaknya,
bukannya malah di bakar / dipanggang dan dimakan ama sambel kacang
hiks

Itulah kita, penderitaan yang disebabkan oleh sesama kita sendiri,
lalu mau kita timpakan pada Tuhan
Segala perbuatan jahat yang kita lakukan, mau kita penetrasikan dengan
meng-alasankan Tuhan

Manusia telah menjadi monster bagi sesamanya
dan mereka menyebutkan itu adalah kehendak Tuhan

Sungguh otak-otak ....
hhhhhhhhhh nyam...nyam....

Tapi semoga kebenaran tetap menang

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "IGusti Agung"
<agungpindha@...> wrote:
> Btw , atas nama orang Bali , saya turut berduka cita atas disahkannya
> UUP ,ucapan belasungkawa kami ucapkan dengan wafatnya demokrasi dan
> Basic human rights di Indonesia , semoga arwahnya diterima disisi
> Tuhan sang Khalik dan sang Kancil.....amien
>
> salam , agung yang bingum.
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Howl <scimindd@>
> wrote:
> >
> > 2008/10/30 suka komen <sukakomen@>:
> > > Howl:
> > >>
> > >> Apa itu "Tuhan Sang Khalik"? Apakah Tuhan dari agama tertentu?
> > >
> > > SK:
> > > Tuhan Sang Khalik adalah kata lain dari Tuhan yang dianggap
> sebagai awal
> > > dari sesuatu, akhir dari segala sesuatu. Bagi yang
> mempercayainya, Dia
> > > adalah yang menciptakan segala sesuatu. Pemahaman akan Tuhan
> Sang Khalik
> > > berbeda dengan "tuhan" yang dikemukakan oleh orang yang
> menganggap bahwa
> > > Tuhan Sang Khalik sebetulnya tidak ada, Tuhan Sang Khalik
> hanyalah konsep
> > > ciptaan manusia belaka. Dalam kisah tersebut tukang cukur
> mengatakan bahwa
> > > Tuhan Sang Khalik (Tuhan) tidak ada. Pada orang-orang dengan
> pemahaman
> > > seperti itu, kadang menggunakan juga kata tuhan, tetapi dengan
> > > pengertian/pemahaman yang berbeda.
> > >
> > > Walaupun Tuhan Sang Khalik sering dikaitkan dengan agama
> tertentu (Yahudi,
> > > Kristen, Islam), Tuhan Sang Khalik tidak terbatas pada agama-
> agama tersebut
> > > saja. Pada pemeluk Buddha, ada juga yang percaya adanya Tuhan
> Sang Khalik,
> > > demikian juga dengan pemeluk agama Kong Huc, dan sebagainya.
> Setidaknya,
> > > itulah yang ada di Indonesia. Karenanya, di sila pertama,
> dikemukakan
> > > Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai salah satu dasar negara.
> > >
> > > Howl:
> > >>
> > >> Pertama-tama, saya menghormati dan tidak akan meremehkan
> kepercayaan
> > >> orang lain, apapun juga.
> > >
> > > SK:
> > > Tidak ada yang diremehkan dalam hal ini.
> >
> > Kata "meremehkan" barangkali memang kurang tepat. Bagaimanapun
> juga,
> > saya menanggapi perkataan anda:
> > "Daerah-daerah yang anda sebutkan (Afrika, Burma, Tibet) cukup
> besar
> > kemungkinannya lebih percaya pada "tuhan" (di dalam diri, di alam,
> di
> > pohon, dsb), ketimbang pada Tuhan Sang Khalik."
> >
> >
> > Diskusi bermula pada kisah
> > > percakapan seseorang yang percaya adanya Tuhan (konsumen yang
> dicukur) dan
> > > seseorang yang tidak percaya adanya Tuhan (tukang cukur). Masing-
> masing
> > > mengemukakan argumennya berdasarkan kyakinannya tersebut.
> Kemudian anda
> > > mengemukakan soal kelaparan, dan saya menanggapinya. Saya
> mempertanyakan
> > > dasar tanggapan anda. dan mengemukakan argumen disertai
> pernyataan bahwa hal
> > > tersebut mungkin perlu dikaji/diteliti. Pernyataan anda maupun
> saya masih
> > > perlu diuji/dibuktikan kebenarannya.
> >
> > Betul.
> >
> >
> > >
> > > Agak terlalu perasa/sensitif kalau ada yang merasa diremehkan
> hanya
> > > gara-gara itu.
> >
> > Sudah dijawab di atas.
> >
> > > Andaikata ada kriteria obyektif, umbaran komentar tentang
> > > ketidakbergunaan diskusi tentang ayat, tentang Tuhan yang cuma
> konsep doang,
> > > dan hal-hal yang sejenis, kemungkinan besar kadar peremehannya
> lebih tinggi.
> >
> > "Memandang remeh" tidak sama dengan "tidak setuju".
> > Kalau saya tidak setuju dengan Tuhan yang cuma konsep, itu bukan
> > meremehkan. Itu namanya .... tidak setuju.
> >
> >
> >
> > > Howl:
> > >>
> > >> Kedua, saya percaya bahwa jika betul Tuhan itu ada, maka Ia
> akan tetap
> > >> mendengar doa umatNya, bahkan jika doa itu ditujukan
> kepada "Tuhan
> > >> yang keliru" sekalipun.
> > >
> > > SK:
> > > Tuhan pasti mendengarkan umatNya. Tapi Tuhan punya otoritas
> untuk menentukan
> > > apa yang akan dilakukanNYA. Manusia tidak bisa mengatur Tuhan,
> sekalipun
> > > dengan doa-doa yang dipanjatkanNYA. Tuhanpunya otoritas untuk
> mengabulkan,
> > > menunda atau bahkan menolak permintaan manusia.
> >
> > Kembali kepada konteksnya.
> > 1. Sang Tukang Cukur anda mengatakan:
> > "Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA,
> dan
> > TIDAK MAU MENCARI-NYA dengan benar. Tidak mau meminta
> perlindunganNya
> > dengan jalan dan cara yang benar pula. Tidak mau pasrah padaNya.
> Oleh
> > karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
> >
> > 2. Saya jawab: di dunia ini banyak orang yang menderita, yang
> datang
> > kepada Nya, mencari NYa, dan ... tetap menderita.
> >
> > 3. Anda jawab: Tuhan mempunyai otoritas untuk mengabulkan, menunda,
> > atau menolak permintaan manusia.
> >
> > 4. No (3) menurut saya kurang sesuai dengan No(1). Pernyataan No(1)
> > dari si tukang cukur menyatakan bahwa banyak orang yang menderita
> > karena tidak mau meminta perlindunganNya dengan cara yang benar. No
> (3)
> > mengatakan bahwa Tuhan mempunyai otoritas, yang artinya bisa saja
> > tidak mengabulkan doa, meskipun doa itu sudah dilakukan dengan
> benar.
> > Justu no(3) malah sebenarnya konsisten dengan No(2)!
> >
> >
> > > Howl:
> > >>
> >
> >
> > > Ya, memang benar bahwa Tuhan mengasihi terlebih dahulu. Tapi
> tidak kepada
> > > semua orang, hanya kepada orang yang dipilih dan berkenan
> kepadaNYA. Itu
> > > anugerah, otoritas dan kedaulatanNYA.
> >
> >
> > Saya tidak mengerti penjelasan anda.
> >
> > Menurut anda Tuhan tidak mengasihi semua orang, tetapi hanya
> mengasihi
> > orang yang dipilih dan berkenan kepadaNya (atas dasar otoritas dan
> > kedaulatan). Lalu manusia yang manakah yang dipilih dan berkenan
> > kepadanya? Apakah yang mengikuti persyaratan tertentu (umpamanya
> > beribadah, beramal,dst)? Jika demikian, artinya Tuhan tidak
> mengasihi
> > terlebih dahulu, melainkan mengasihi SESUDAH seseorang memenuhi
> > persyaratan tertentu, sehingga dipilih dan berkenan kepadaNYA.
> >
> > Ataukah Tuhan memilih orang yang berkenan kepadanya atas dasar
> Takdir
> > belaka? (Suka-suka beliau saja, kan beliau punya otoritas dan
> daulat
> > mutlak?). Jadi kalau ada orang yang taat beribadah, tetapi toh
> > hidupnya tetap menderita, maka itu adalah ekspresi kedaulatanNya.
> >
> > Mohon dijelaskan.
> >
> > Trims
> >
> > h
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home