[psikologi_transformatif] Tutorial (1)
Lao Tzu, Buddha, Konfusius hidup 2500 tahun lalu.
Pendidikan ya memang begitu dan mereka tidak mengenal dichotomi pedagogy vs Andragogy.
Baru setelah R. Descartes (1596 - 1650 ) atau baru 2000 tahun setelah 3 tokoh tsb, atau 500 tahun lalu kemudian, muncul masalah ini.
Itu berarti telah muncul kesadaran bahwa jebulane kita hrs balik lagi ke yang ajaran dulu baheula ?
Konfusius memposisikan sbg fasilitator spy setiap orang bisa menjadi 'kuncu' dengan terus belajar menambah ilmu.
Lao Tzu sebaliknya mengajarkan spy jangan kebanyakan belajar melulu, tapi mulai melangkah dgn sepenuh hati,
Karena itu orang tdk hrs lewat kursus perkawinan dulu baru bisa merawat anak. Kalau dikerjakan dgn sepenuhnya, maka hasilnya tidak akan berbeda jauh.
Buddha, setelah melewati jalur Cartesian berguru pada tokoh intelektual sampai gurunya kewalahan dan tdk sanggup mengajar lagi lalu mengajurkan spy lewat jalur ascetism yang juga tdk bisa menemukan jawabannya sehingga akhirnya kembali ke Jalan Tengah dan mencapai pencerahan.
Karena itu dia hanya mengajarakan mengenai " Penderitaan dan bagaimana mengakhirinya. Saya hanya menunjukkan jalan dan kamu sendiri yang harus melakukannya "
Dari: suka komen <sukakomen@gmail.
Kepada: psikologi_transform
Terkirim: Kamis, 5 Maret, 2009 09:38:36
Topik: [psikologi_transfor
Dalam teori belajar, behaviorisme banyak dikenal sebagai pendekatan dimana seorang pengajar mentransmisikan informasi kepada pelajar.
"Pedagogi" itu artinya orang belajar dengan mengikuti langkah-langkah
yang disiapkan oleh Guru (Teacher centered).
"Andragogi" berarti si murid itu sendiri yang menentukan
langkah-langkahnya (student centered).
Lebih jauh lagi, Malcolm Knowles yang disebut-sebut Howl mengemukakan empat postulat dasar dalam teorinya:
Kalau dikaji-kaji, dari empat butir tersebut, hanya butir pertama yang relatif "berseberangan" dengan prinsip-prinsip behaviorisme (butir yang dikemukakan Howl). Butir kedua, dalam behaviorisme dikenal sebagai "trial and error". Butir ketiga dan keempat akan banyak tergantung pada pelajar dan sifatnya relatif subyektif (berbeda dari satu orang ke orang lain).
- Adults need to be involved in the planning and evaluation of their instruction (Self-concept and Motivation to learn).
- Experience (including mistakes) provides the basis for learning activities (Experience) .
- Adults are most interested in learning subjects that have immediate relevance to their job or personal life (Readiness to learn).
- Adult learning is problem-centered rather than content-oriented (Orientation to learning).
Jika, hanya butir pertama yang menjadi kendala, dapatkah kendala tersebut diatasi sehingga behaviorisme dapat bersifat andragogy?
Menurut saya : Dapat !
Prinsip-prinsip belajar dalam behaviorisme diajarkan kepada pelajar. Pelajar itu sendiri yang akan mempergunakan prinsip-prinsip belajar tersebut untuk belajar mengubah dan memperbaiki dirinya. Dirinya sendiri yang menentukan target, bagaimana mencapainya, berapa lama akan mencapainya, dan sebagainya. Termasuk mengevaluasi keberhasilannya.
Prinsip-prinsip belajar behaviorisme diberikan kepada pelajar/mahasiswa sebagai "kail", bukan "ikan".
Dalam psikologi pendekatan ini dinamakan "Self Management" (Manajemen Diri).
Hal ini sudah saya teliti dan saya eksperimenkan dan saya jadikan skripsi 20 tahun yang lalu. :-)
Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web
Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online
__._,_.___

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home