Howl: Bls: [psikologi_transformatif] Andragogy (3)

Karena itu Lao Tzu dan Konfusius memang bersinergi !

Budaya Tionghoa tdk pernah sampai pada fanatisme pilih yang ini atau itu.

Tapi " contraria sunt complementa ". Dalam ilmu bela diri dikenal istilah sabuk dari putih s/d hitam.

Tapi T'ai Chi tdk mengenal sabuk krn tujuannya mau belajar seumur hidup sampai mati !!!
Kemampuan ini ada pada budaya yang umurnya sdh 5000 tahun.

Dia tahu pentingnya dan sekaligus limit dari kata2 shg tdk melecehkan tapi menempatkan pada proporsinya.

Dari: Howl <scimindd@gmail.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 5 Maret, 2009 06:58:27
Topik: Re: [psikologi_transformatif] Andragogy (3)

2009/3/4 Jusuf Sutanto <jusuf_sw@yahoo. co.id>:

> Orang hrs belajar step by step. Ini tdk bisa dilakukan hanya dgn book
> reading atau berseminar saja (pedagogy) !!!
>

Lho, kalok belajar step by step mengikuti metode yang sudah disiapkan
sebelumnya, maka itu namanya pedagogis, dong!

"Pedagogi" itu artinya orang belajar dengan mengikuti langkah-langkah
yang disiapkan oleh Guru (Teacher centered).
"Andragogi" berarti si murid itu sendiri yang menentukan
langkah-langkahnya (student centered).

Apakah pendidikan harus pedagogis atau andragogis? Ya, tergantung pada
konteksnya, dong. Mengajar seseorang (meskipun ia orang dewasa)
secara andragogis membutuhkan waktu yang lebih lama, dan hasilnya
belum tentu efektif. Coba-lah anda membuka kursus komputer atau jahit
menjahit secara andragogis! Dijamin anda (dan murid-murid anda) akan
frustasi.

Note:
Pedagogy berasal dari perkataan yunani "país" (anak-anak) dan "ágō"
(memimpin). Jadi arti harafiahnya "memimpin anak-anak". Tetapi
kemudian pedagogy diartikan sebagai "metode mengajar". Almarhum
Malcolm Knowles kemudian mengusulkan penggunaan "Andragogy" yang
secara harafiah berarti "memimpin orang dewasa" untuk pendidikan orang
dewasa. Istilah Andragogy diperkenalkan oleh Alexander Kapp sekitar
tahun 1833.