Bls: Bls: Dagelan Lucu --> Bls: [psikologi_transformatif] Pokem, Gandum di Pedalaman Papua
Dari: wolikertajiwa <wolikertajiwa@
Kepada: psikologi_transform
Terkirim: Rabu, 25 Februari, 2009 11:43:24
Topik: Re: Bls: Dagelan Lucu --> Bls: [psikologi_transfor
Tanya :
Udah baca buku "The Learning Organization" apa belum ?
Udah baca buku "Motivation & Personality" dan "Toward a psychology of
being" nya Maslow belum ?
Udah baca buku-buku "Quantum Physics" dan buku "Chaos: Making a New
Science by James Gleick" apa belum ?
Jawab : belum
Tanya : sudah baca objective overview atau preview yang cukup
komprehensif mengenai hal-hal tersebut ?
Jawab : ... (au ah gelap). Tanya balik, Anda sendiri udah baca Sin
Tiau Hiap Lu, Istana Pulau Es, Bernapas dalam Lumpur, Si Arif Mencuri
Ketimun ?
Tanya : Males kan liat jawabannya ?
MORAL OF STORY : KOAN
--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, "was_swas"
<was_swas@.. .> wrote:
>
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto
> <jusuf_sw@> wrote:
> >
> > Semenajk tahun 2000 mulai menanam gandum dan lbh intensif lagi
setelah
> terbitnya buku RP & DP, saya sdh kenyang keliling ke berbagai
Perguruan
> Tinggi, bicara di berbagai seminar dgn Pusat Studi macem2.
Kendalanya
> selalu yang itu2 aja.
>
> Kalau Bapak merasa menemukan masalah yang itu2 juga, berarti Bapak
juga
> melakukan kesalahan yang itu2 juga: yaitu tidak bisa "bersinergi"
dengan
> yang bertentangan :) Karena dengan "bersinergi" , pertentangan itu
akan
> hilang digantikan dengan keselarasan :)
>
> > Semakin tinggi strata pendidikan tinggi seseorang, bukannya
semakin
> jembar pandangannya, tapi meruncing sesuai spesialisasinya.
>
> Semakin tinggi pendidikan FORMAL, memang seharusnya semakin
mengerucut
> :) Semakin ahli di bidang tertentu :) Pengetahuannya bukan melebar
lagi,
> melainkan mengerucut :) Saya sepakat dengan tanggapan Howl pada
thread
> yang sama ini: ibarat di dunia kedokteran, dibutuhkan Spesialis
Jantung,
> Bedah, Penyakit Dalam, dll. Kalau semua dokter "cuma" jadi dokter
umum,
> siapa yang mampu menangani penyakit2 itu?
>
> > Stereotype nya adalah " Buku ini menurut saya sebagai seorang ahli
> ilmu ini dan itu .....adalah bla bla bla ". Inilah yang disebut
menyerut
> kaki !!!
>
> Coba bayangkan kasus seperti ini: seorang Dokter Bedah yang harus
> memisahkan bayi kembar siam sedang bingung bagaimana harus
menyelamatkan
> keduanya sekaligus, karena bayi kembar itu hanya punya satu jantung
dan
> satu hatu. Salah satu pasti meninggal, tapi masalahnya: yang mana
yang
> harus diselamatkan? Adakah cara menyelamatkan keduanya? Dan kalaupun
> salah satu harus meninggal, kapan operasi harus dilakukan supaya
tidak
> "membunuh" si bayi yang pasti meninggal? Karena jika harus menunggu
> salah satu meninggal, pasti kesehatan kembarannya juga turun
drastis
> dan mungkin tidak dalam kondisi yang sesuai untuk menjalani operasi
> pemisahan. Buntut2nya, dua2nya bisa meninggal.
>
> Tiba2 datanglah seorang Rahib dan bercerita bahwa kita semua ini
adalah
> bagian dari alam semesta, kita harus menari bersama alam. Serahkan
semua
> kepada alam, dst.
>
> Maka tidak heran jika kemudian si Dokter Bedah mengatakan si Rahib
itu
> omong kosong saja :) Dan itu bukan berarti menyerut kaki, karena
pada
> kenyataannya si Rahib itu cuma ngerecokin si Dokter Bedah saja :)
>
> Ya, omongan si Rahib itu mungkin benar. Dokter Bedah itu harus
> menyerahkan segalanya kepada "kuasa" yang lebih besar. Bahwa si
Dokter
> Bedah itu tidak mungkin melawan takdir. Tapi.... tanpa cara
menyampaikan
> yang taktis dan tepat, jadinya hanya merecoki saja :)
>
> Jadi, kalau Bapak terus-menerus mengalami masalah yang itu2 saja,
coba
> refleksi kembali: apakah Bapak sudah berusaha "bersinergi" dengan
> mereka? Mencoba menyampaikan sesuatu dengan memperhatikan bagaimana
cara
> yang tepat sehingga mereka merasa terbantu, bukan cuma mendengar
kisah
> tak berujung pangkal?
>
> > Jadi apa yang saya ceriterakan ttg hal itu adalah a real
experience
> untuk saya.
>
> Betul, itu real experience Bapak. Tapi real experience Bapak kan
bukan
> kebenaran mutlak dan satu2nya, sehingga semua orang harus
menggunakannya
> sebagai pangkal tolak toh? Satu lagi yang perlu Bapak refleksikan:
> apakah menyuruh orang membaca buku RP & DP tidak sama artinya dengan
> "menyerut" kaki mereka ;)?
>
> Mengapa tidak Bapak coba sinergikan isi RP & DP ke dalam kerangka
> berpikir mereka? Mengapa harus mereka yang mengubah pola pikir agar
> sesuai dengan pola Bapak? Yang mendalami kearifan Tiongkok kan
Bapak,
> yang mestinya mampu bersinergi ya Bapak, bukan mereka :) Mereka sih
> nggak salah kalau nggak bisa bersinergi dengan Bapak :)
>
> > Membaca buku kan juga merupakan ayunan langkah pertama bukan ?
>
> Betul, membaca buku adalah ayunan langkah pertama. Tapi saya yakin,
> mereka menjadi 'ahli" di bidangnya adalah salah satunya dengan SUDAH
> membaca buku. Jadi, technically, tidak harus mereka membaca RP & DP
lagi
> ya? Kan sudah mengayunkan langkah pertama ;)?
>
> Apa Bapak ingin mengatakan bahwa "Membaca buku adalah langkah
pertama
> jika dan hanya jika bukunya adalah RP & DP" ;)?
>
> Salam,
>
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home