Howl

Diposting secara otomatis dari milis psikologi transformatif.

Tuesday, February 24, 2009

Re: Bls: Dagelan Lucu --> Bls: [psikologi_transformatif] Pokem, Gandum di Pedalaman Papua

Tanya :
Udah baca buku "The Learning Organization" apa belum ?
Udah baca buku "Motivation & Personality" dan "Toward a psychology of
being" nya Maslow belum ?
Udah baca buku-buku "Quantum Physics" dan buku "Chaos: Making a New
Science by James Gleick" apa belum ?

Jawab : belum

Tanya : sudah baca objective overview atau preview yang cukup
komprehensif mengenai hal-hal tersebut ?

Jawab : ... (au ah gelap). Tanya balik, Anda sendiri udah baca Sin
Tiau Hiap Lu, Istana Pulau Es, Bernapas dalam Lumpur, Si Arif Mencuri
Ketimun ?

Tanya : Males kan liat jawabannya ?

MORAL OF STORY : KOAN


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "was_swas"
<was_swas@...> wrote:
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Jusuf Sutanto
> <jusuf_sw@> wrote:
> >
> > Semenajk tahun 2000 mulai menanam gandum dan lbh intensif lagi
setelah
> terbitnya buku RP & DP, saya sdh kenyang keliling ke berbagai
Perguruan
> Tinggi, bicara di berbagai seminar dgn Pusat Studi macem2.
Kendalanya
> selalu yang itu2 aja.
>
> Kalau Bapak merasa menemukan masalah yang itu2 juga, berarti Bapak
juga
> melakukan kesalahan yang itu2 juga: yaitu tidak bisa "bersinergi"
dengan
> yang bertentangan :) Karena dengan "bersinergi", pertentangan itu
akan
> hilang digantikan dengan keselarasan :)
>
> > Semakin tinggi strata pendidikan tinggi seseorang, bukannya
semakin
> jembar pandangannya, tapi meruncing sesuai spesialisasinya.
>
> Semakin tinggi pendidikan FORMAL, memang seharusnya semakin
mengerucut
> :) Semakin ahli di bidang tertentu :) Pengetahuannya bukan melebar
lagi,
> melainkan mengerucut :) Saya sepakat dengan tanggapan Howl pada
thread
> yang sama ini: ibarat di dunia kedokteran, dibutuhkan Spesialis
Jantung,
> Bedah, Penyakit Dalam, dll. Kalau semua dokter "cuma" jadi dokter
umum,
> siapa yang mampu menangani penyakit2 itu?
>
> > Stereotype nya adalah " Buku ini menurut saya sebagai seorang ahli
> ilmu ini dan itu .....adalah bla bla bla ". Inilah yang disebut
menyerut
> kaki !!!
>
> Coba bayangkan kasus seperti ini: seorang Dokter Bedah yang harus
> memisahkan bayi kembar siam sedang bingung bagaimana harus
menyelamatkan
> keduanya sekaligus, karena bayi kembar itu hanya punya satu jantung
dan
> satu hatu. Salah satu pasti meninggal, tapi masalahnya: yang mana
yang
> harus diselamatkan? Adakah cara menyelamatkan keduanya? Dan kalaupun
> salah satu harus meninggal, kapan operasi harus dilakukan supaya
tidak
> "membunuh" si bayi yang pasti meninggal? Karena jika harus menunggu
> salah satu meninggal, pasti kesehatan kembarannya juga turun
drastis
> dan mungkin tidak dalam kondisi yang sesuai untuk menjalani operasi
> pemisahan. Buntut2nya, dua2nya bisa meninggal.
>
> Tiba2 datanglah seorang Rahib dan bercerita bahwa kita semua ini
adalah
> bagian dari alam semesta, kita harus menari bersama alam. Serahkan
semua
> kepada alam, dst.
>
> Maka tidak heran jika kemudian si Dokter Bedah mengatakan si Rahib
itu
> omong kosong saja :) Dan itu bukan berarti menyerut kaki, karena
pada
> kenyataannya si Rahib itu cuma ngerecokin si Dokter Bedah saja :)
>
> Ya, omongan si Rahib itu mungkin benar. Dokter Bedah itu harus
> menyerahkan segalanya kepada "kuasa" yang lebih besar. Bahwa si
Dokter
> Bedah itu tidak mungkin melawan takdir. Tapi.... tanpa cara
menyampaikan
> yang taktis dan tepat, jadinya hanya merecoki saja :)
>
> Jadi, kalau Bapak terus-menerus mengalami masalah yang itu2 saja,
coba
> refleksi kembali: apakah Bapak sudah berusaha "bersinergi" dengan
> mereka? Mencoba menyampaikan sesuatu dengan memperhatikan bagaimana
cara
> yang tepat sehingga mereka merasa terbantu, bukan cuma mendengar
kisah
> tak berujung pangkal?
>
> > Jadi apa yang saya ceriterakan ttg hal itu adalah a real
experience
> untuk saya.
>
> Betul, itu real experience Bapak. Tapi real experience Bapak kan
bukan
> kebenaran mutlak dan satu2nya, sehingga semua orang harus
menggunakannya
> sebagai pangkal tolak toh? Satu lagi yang perlu Bapak refleksikan:
> apakah menyuruh orang membaca buku RP & DP tidak sama artinya dengan
> "menyerut" kaki mereka ;)?
>
> Mengapa tidak Bapak coba sinergikan isi RP & DP ke dalam kerangka
> berpikir mereka? Mengapa harus mereka yang mengubah pola pikir agar
> sesuai dengan pola Bapak? Yang mendalami kearifan Tiongkok kan
Bapak,
> yang mestinya mampu bersinergi ya Bapak, bukan mereka :) Mereka sih
> nggak salah kalau nggak bisa bersinergi dengan Bapak :)
>
> > Membaca buku kan juga merupakan ayunan langkah pertama bukan ?
>
> Betul, membaca buku adalah ayunan langkah pertama. Tapi saya yakin,
> mereka menjadi 'ahli" di bidangnya adalah salah satunya dengan SUDAH
> membaca buku. Jadi, technically, tidak harus mereka membaca RP & DP
lagi
> ya? Kan sudah mengayunkan langkah pertama ;)?
>
> Apa Bapak ingin mengatakan bahwa "Membaca buku adalah langkah
pertama
> jika dan hanya jika bukunya adalah RP & DP" ;)?
>
> Salam,
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Health Groups

for people over 40

Join people who are

staying in shape.

John McEnroe

on Yahoo! Groups

Join him for the

10 Day Challenge.

.

__,_._,___

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home