Howl

Diposting secara otomatis dari milis psikologi transformatif.

Thursday, March 12, 2009

[psikologi_transformatif] Re: Do you agree with Incest? (Merekonstruksi Pemahaman Manusia Pertama)


huahaha.... saya setuju dengan kalimat howl yang terakhir,
bahwa dalam perjanjian lama, menurut yang saya tahu, mostly ditulis oleh pujangga, sehingga bergaya bahasa simbolik, atau memakai bahasa perumpamaan

walaupun memang dalam kitab perjanjian lama, lagi2 menurut yang saya tahu, memang ada produk incest, salah satunya kanaan, dan itu tidak mendapat tempat di hati Allah dalam injil

namun kalau mau dikaitkan dengan Adam dan Hawa di Taman Firdaus, dan keturunannya, saya belum tahu apakah bisa dikatakan produk mereka adalah incest yang nota bene berlanjut hingga sekarang, karena ada ahli juga yang mengatakan istilah adam dan hawa dan taman firdaus adalah sekadar idiom

(saya malah punya teori gila, bahwa hari2 penciptaan alam semesta itu secara simbolis menunjukkan proses / teori evolusi huahaha....)

saya sedang mencari tahu, dan sampai sekarang belum tahu
kalau ada yang mempunyai info seputar itu disharing ya, saya juga bertanya2 dan pengen tahu soalnya
tks berat

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Howl <scimindd@...> wrote:
>
> 2009/3/12 bocahtua nakal <chiupektong@...>:
> >
> > Kedua, buat owe, Tuhan terlalu agung untuk dijangkau oleh akal manusia,
> > sepintar apapun manusianya. Membuktikan keberadaan Tuhan secara ilmiah
> > secara tidak langsung "mereduksi" keagungan Tuhan.
>
>
>
> Tuhan yang sedemikian mudahnya dibuktikan dengan akal manusia yang
> serba terbatas bukanlah Tuhan yang ingin saya sembah ...:)
>
> > Owe pernah baca, bahwa kalangan teolog mengatakan bahwa metode mereka juga
> > ilmiah, makanya ilmunya disebut "teologi". Konon begitu katanya.
>
>
> Pertama-tama, sesuatu hal tidak otomatis menjadi ilmiah hanya karena
> memakai akhiran "logi". Contoh: Astrologi, Numerologi, Scientology,
> Jomblology, dll
>
> Kedua, ada satu unsur di dalam teologi (setidak-tidaknya teologi
> kristen) yang membuatnya tidak ilmiah, yaitu adanya faktor "iman" di
> dalamnya. Yang pernah saya pelajari adalah teologi katolik. Di situ
> dikatakan bahwa teologi adalah pertanggungjawaban iman kepada
> intelektual. Dengan kata lain, orang tidak bisa berteologi tanpa
> dimulai dari iman. Seorang atheist bisa saja membuat argumen
> "teologis", tetapi itu kemudian menjadi omong kosong saja. Kecuali
> kalau ada argumen ilmiah yang membuktikan ketiadaan Tuhan yang bisa
> dimasukan ke dalam kategori "Teologi". Dalam hal ini, istilah
> "teologi" memperoleh makna baru.
>
> > Boleh jadi, dari kera-kera kutukan itulah yang menjadi cikal-bakal kera yang
> > dimaksud Darwin. ;-)
>
>
> Manusia dan kera (modern) mempunyai nenek moyang yang sama. Tetapi
> seperti apa persisnya nenek moyang bersama itu? Ini masih dalam
> penelitian ...:)
>
> > Kesimpulannya, dalam Alkitab maupun Al Quran ada indikasi yang mendukung
> > kemungkinan bahwa teori Darwin adalah sesuatu yang benar. :-)
>
>
> Kalok saya, sih, masih tetap beriman sebagaimana biasa, tanpa harus
> menuntut bahwa setiap ayat di dalam kitab suci saya "benar secara
> ilmiah". Sebab saya toh memandang tulisan-tulisan di dalam kitab suci
> itu secara simbolis. Jadi no problem.
>
> salam
> howl
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Group Charity

Loans that

change lives

Kiva.org

Weight Management Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

.

__,_._,___

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home