"Bentara Budaya" sent you a message on Facebook...
Robert Adhi Ksp sent a message to the members of Bentara Budaya.
--------------------
Subject: BENTARA BUDAYA PUTAR FILM TIONGHOA PERANAKAN (19-20 JANUARI 2009)
Menyambut Tahun Baru Imlek 2560 dan untuk memeriahkan Pameran Warisan Budaya Tionghoa Peranakan (yang berlangsung 15-25 Januari 2009), Bentara Budaya Jakarta atau BBJ akan memutar sejumlah film fiksi atau dokumenter bertema akulturasi Tionghoa Peranakan pada 19-20 Januari 2009.
Kita mengenal beberapa nama seperti Tan Tjeng Bok dan Teguh Karya yang cukup besar sumbangannya bagi perkembangan perfilman di Indonesia. Dalam perkembangannya kemudian, masih bermunculan lagi tokoh-tokoh muda Tionghoa Peranakan yang menjadi aktor maupuns utradara film-film fiksi maupun dokumenter seperti Ferry Salim dan Ariani Darmawan.
Film "Ca-Bau-Kan" yang dibintangi Ferry Salim dan dingkat dari novel Remy Silado mengisahkan pencarian jatidiri seorang perempuan Indonesia pada periode 1930-1950 di Batavia, yang ternyata beribukan perempuan Indonesia dan ayah seorang saudagar Tionghoa. Film yang disutradarai Nia Dinata ini menghantarnya memperoleh penghargaan di Festival Film Asia Pasifik 2002.
Film "May" yang baru saja ikut JIFFEST dan FFI Desember 2008 lalu dan disutradarai Viva Westi, mengisahkan jalinan kisah cinta seorang pemuda Indonesia dengan seorang gadisw Peranakan Indonesia. Kemesraan mereka berakhir pada suatu hari di bulan Mei 1998 saat terjadi kerusuhan politik di Jakarta. Setelah sepuluh tahun berlalu, mereka masih bergulat untuk berdamai dengan masa lalu yang traumatis.
Sutradara Ariani Darmawan akan menampilkan tiga karyanya. Pertama, film dokumenter "Anak Naga Beranak Naga" (2005) berdurasi 60 menit tentang budaya Gambang Kromong, yang diantaranya masih bertahan hingga di Tangerang. Tidak banyak orang tahu bahwa Gambang Kromong adalah musik akulturasi berbagai etnis di Indonesia, yang cikal bakalnya dirinstis sejak dua abad lalu. Irama gambang kromong pertama kali diperkenalkan orang-orang Tionghoa Peranakan, sebelum menjadi salah satu ciri khas budaya Betawi.
Film kedua Ariani Darmawan adalah "The Anniversaries" (2006), film fiksi pendek (11 menit 50 detik) tentang pasangan Tionghoa muda yang merayakan HUT pernikahan mereka. Sedangkan "Sugiharti Halim" (2008) juga film fiksi pendek (9 menit 52 detik) tentang seorang perempuan Tionghoa muda yang mempertanyakan keharusan ganti nama.
Film "Babi Buta yanng Ingin Terbang" (2008) dengan durasi 77 menit menceritakan, walaupun diskriminasi dan taruma kerusuhan Mei 1998 sudah menjadi masa lalu, masalah identitas ke-Tionghoa-an masih merupakan perjalanan panjang. Film yang disutradarai Edwin ini menawarkan gambaran kaleidoskop tentang pengalaman hidup seorang perempuan muda, anak pasangan Tionghoa peranakan dan orang-orang di sekitarnya.
JADWAL PEMUTARAN FILM TIONGHOA PERANAKAN:
SENIN 19 JANUARI 2009
17.00 : Ca-au-Kan
19.00 : May
SELASA 20 JANUARI 2009
17.00 : Anak Naga Beranak Naga
The Anniversaries
Sugiharti Halim
Cheng Cheng Po
19.00 Babi Buta Yang Ingin Terbang
BENTARA BUDAYA JAKARTA
Palmerah Selatan 17
Jakarta 10270
Salam,
Efix Mulyadi, Direktur Eksekutif Bentara Budaya
Irwan Julianto, Panitia Pameran Warisan Budata Tionghoa Peranakan
--------------------
To reply to this message, follow the link below:
http://www.facebook.com/n/?inbox/readmessage.php&t=1008440781515
___
Want to control which emails you receive from Facebook? Go to:
http://www.facebook.com/editaccount.php?notifications&md=bXNnO2Zyb209NTIzNzE3MzEwO3Q9MTAwODQ0MDc4MTUxNTt0bz0xNTE4NDkxODA5
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home