Re: [psikologi_transformatif] PAKEM
ketika aku punya BAYI dan harus membersihkan dirinya, kalau harus menjumput taek dgn tangan telanjang pasti kulakukan.
dan saat itu tak terpikir ttg jijik...
kok?
semua potensi yang ada di dalam diri kita tidak pasif sifatnya, melainkan dinamis, dan berkembang sebagaimana mereka berespon terhadap diri kita sendiri maupun pengalaman2 kita.
dan bagaimana kita berespon terhadap pengalaman itu = proses belajar...
dan proses belajar tu meninggalkan jejak-jejak di dalam peta kognisi kita.
ada proses belajar yang langsung tampak tertampil dalam perilaku, ada yang tidak.
tetapi meski tidak, proses belajar itu tetap terjadi, disebut latent learning, dan suatu ketika ketika semua puzzle informasinya tertata lengkap di tempatnya, dan dibutuhkan, baru deh ye-be-es mengalami sebuah proses mudheng....
ketika sebagai bayek kita mencomot taek, lalu mengemutnya, dan melihat ibu kita girapen kejer trus semaput,
kan ada pengalaman + belajar di kita...
apalagi kalau beberpa kali kita melakukannya, wealah, jebul akibatnya sama....
lalu ketika kita pamerkan ke orang lain, meski tidak persis sama seperti si ibu, orang2 itu juga menunjukkan perilaku girapen yang sama,
kita jadi "belajar" : stimulus (taek di emut) - respon (girapen, semaput)
atau stimulus (taek) - respon (pada jijik)
barangkali, setelah beberapa waktu, lalu kita sampai kepada pembangunan kesimpulan atau, jangan2 mencapai pencerahan, bahwa taek itu jijik...
baru setelah lebih gede lagi, dan kemampuan menalarnya lebih sophisticated (ada sebuah proses berkembang kan???? - jadi jare sopo = pasif????), kita menemukan berbagai penjelasan rasional ttg kenapa taek = jijik, kotor, etc.... dan bagaimana harus berespon terhadap taek, baik taeknya sendiri, apalagi orang lain.....
(saya jadi inget peristiwa kemarin,
ada yang mencret di kantor saya, dan ketika menggelontor bekas mencretnya, dia tidak memperhatikan mencret yang kecret2 di lantai WC......
wahhhhhhhhhh......... malem2 harus saya sumpahi dia, karena membuat orang2 lain mukanya jadi kehijau2an setelah melihat cepretan dia, dan menghirup aromatraumatik yang diakibatkannya...)
intine, cah ganteng,
apa yang terberi, ada, terbawa, sejak bayi, baik genetik maupun sifatnya sendiri, tidak pasif sifatnya, seandainya pasif itu dipersepsikan sebagai sebuah proses yang berdiam, stagnan, tidakberubah....
Hua ha haa…matur nuwun bude wejangane. Jarang2 ki bude tih gelem dowo2 kasih wejangan
Lha kalo memahami taek nggilani (secara umum diluar case pupuk dan waktu habis ndodok ndik jedhing) itu adalah conditioning, artinya pasif njih?
dan karena semua mengalami conditioning "taek itu nggilani", jadi PAKEM (kecuali disini ada yang keterusan hobi ngubek2 taek bawaan waktu bayi dulu).
Selain pakem yang bahkan "pre-conditioned" adalah karakter dan potensi2 bawaan orok itu, statusnya pasif juga nggih?
Nah yang bukan temasuk yang pasif itu apa saja apa saja bude? Ada batas2 umum gak? Iki rodo nyambung pertanyaanku ke audi dulu masalah multiple intelligence yang aku belum mudheng posisi free will di kacamata psikologi.
Nuwun sewu ki ponakanmu gak kalah curious dibanding brondong2 dirumah..:-)
Anwar
From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of ratih ibrahim
Sent: Tuesday, September 23, 2008 5:28 PM
itu - conditioning, tole... itu kataku...
taek itu nggilani karena kamu belajar bahwa tahi nggilani....
waktu kamu bayek, di fase oral dulu, kamu polos, belum menghayati konsep nggilani, taek itu apa...
nek nemu taek, be'e ya mbok emut...
sampai kamu mengalami embokmu girapen sampai semaput....
kalau kamu kerjanya nggawe dan ngurusi pupuk, yang pupuk kandang, itu kan ya taek juga bukan?
pemahaman nggilaninya mungkin berubah....
ketika aku punya dan harus membersihkan dirinya, kalau harus menjumput taek dgn tangan telanjang pasti kulakukan.
dan saat itu tak terpikir ttg jijik...
kok?
hnah, tapi bukan berarti karena tak jijik, tanganku sing mari gupak taek itu tak kucuci lho ya?
apalagi tak endhus2 untuk aroma terapi.....
itu jelas enggak...
kok?
karena taek adalah taek, bukan sesuatu yang bersih untuk diabadikan sebagai ambon2 tangan...
pertanyaan saya ada pengalaman nggilani apa kamu dengan taek?
jengbud
2008/9/22 anwarsby <anwarsby1@yahoo.co.id>
Ha..ha..kalo bude memang budheg pertanyaannya tak ganti…mana yang bener, tahi itu nggilani karena memang nggilani…atau karena kadung dari lahir ceprot tahunya semua orang bilang tahi nggilani, jadilah tahi nggilani
iki serius bude pengin tahu…terutama dari psikologi..sori kalo contohnya tahi..he.he.
Anwar
From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of ratih ibrahim
Sent: Monday, September 22, 2008 9:03 AM
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Subject: Re: [psikologi_transformatif] PAKEM
ralat, bukan buta nada,
tapi budheg....
:-P
2008/9/22 ratih ibrahim <personalgrowth@gmail.com>
saya buta nada.....
maaf,
jadi ga nyambung....
2008/9/22 Howl <smilingwizard@gmail.com>
2008/9/21 anwarsby <anwarsby1@yahoo.co.id>:
> Salam,
>
> Ada yang tahu gak ya, bahwa sekarang kuping kita nyaman kalo dengar
> cord 3 jurus Ce-eF-Ge (bisa juga Ge-A-De, kaya namanya ebiet),
> apakah:pertama, karena memang C-F-G yang cocok dengan "kuping" kita
> atau kedua, gara2 dari dulu kadung dicekokin pola Ce-eF-Ge itu melulu
> jadinya kalo ada yang nyanyi pake cord A-Be-Ce jadi kedengaran kaya
> orang gak waras lagi nyanyi?
>
> Anwar
>Kuping saya cocoknya sih, sama chord-chord CM7, C9, FM7, G+, CM7,
C_dim, dst ... :)
h
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home